TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih menyelidiki kasus penembakan Pos Polisi Siluwok di Jalan Nasional Yogyakarta-Purworejo Kilometer 35, Kamis, 4/7. Kapolres Kulon Progo AKBP Anggara Nasution mengatakan berdasarkan butir peluru yang ada dan pecahan kaca di tempat kejadian perkara, diduga jenis senjata yang digunakan adalah air gun dan peluru gotri.
Baca juga: Kronologi Pembakaran di Asrama Brimob Petamburan: 11 Mobil Hangus
"Tadi saya sudah melihat sendiri tempat kejadian perkara (TKP), hasil penyelidikan awal dan dugaan awal sejata jenis air gun dengan peluru gotri yang ditembakkan dari arah timur ke barat," kata Anggara. Ia mengatakan berbeda dengan airsoft gun, senapan air gun menggunakan CO2 sehingga memiliki tekanan lebih besar.
"Airsoft gun itu lebih lunak, tidak mematikan bila ditembakan dari jarak dekat. Namun untuk jenis air gun bisa berbahaya dan mematikan," kata Anggara.
Dilihat hari anatomi pecahan kaca, tembakan itu cukup berbahaya. Pasalnya, dengan peluru kecil namun bekas tembakan lebih luas dibanding penembahakan dengan airsoft gun. "Artinya, ada kekuatan lebih besar dalam tembakan ini.," kata Anggara.
Diameter bekas tembakan hanya hitungan milimeter karena hanya menggunakan peluru gotri dengan berat satu gram. "Belum dapat kami simpulkan kejadian ini. Polisi melakukan penyelidikan kejadian menggunakan rekamam pengintai (CCTV) dan saksi-saksi di tempat kejadian perkara," katanya.
Anggara mengatakan berdasarkan keterangan dan informasi dari saksi, bahwa anggota Polres Kulon Progo melaporkan kejadian pada Kamis, 4 Juli, sekitar 10.00 WIB. Belum ada yang melihat langsung orang melakukan penembakan atau dugaan pelaku, kapan kejadian penembakan terjadi.
"Kami akan mendalami keterangan saksi-saksi, pemilik bengkel, pemilik rumah dan toko yang melihat kejadian mencurigakan," katanya. "Kami masih mendalami kasus ini, apakah hanya iseng atau ada dugaan lainnya," katanya.