TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengaku memanfaatkan keberadaan media sosial dalam urusan di kementeriannya. Pemanfaatan sosial media digunakan dalam proses seleksi, termasuk dalam proses pengisian jabatan tertentu.
Baca: Gaji Perawat di Jepang 20 Juta, Hanif Dhakiri: Melampaui Menteri
"Sosial media itu menjadi semacam paspor," kata Hanif saat menjadi pembicara dalam kompetisi di Microsoft Office Specialist (MOS) dan Adobe Certified Associate (ACA) di Boyolali, Rabu 3 Juli 2019. Menurut Hanif, media sosial bisa menunjukkan perilaku pemilik akun dalam kehidupan sehari-hari.
Di Kementerian Tenaga, penelusuran media sosial juga dilakukan dalam proses seleksi, termasuk proses kenaikan jabatan. "Seperti yang lain, seleksi ada tahapan tertulis dan wawancara," kata Hanif. Banyak yang gembira lantaran memiliki penilaian baik dalam dua tahap tersebut.
Hanya saja, ternyata pihaknya masih melakukan satu tahapan lagi. "Semua kami minta menyebutkan akun sosial medianya," kata politikus PKB ini. Pihaknya pun melakukan penelusuran terhadap akun media sosial calon pejabat yang bersangkutan.
Dia menyebut proses itu cukup penting untuk dilakukan. "Jangan sampai memilih orang yang suka mengeluh di sosmed ataupun memaki-maki orang," kata Hanif.
Baca: Revisi UU Ketenagakerjaan, Menteri Hanif: as Soon as Possible
Hanif berharap generasi muda di Indonesia bisa semakin berperilaku bijak dalam menggunakan sosial media. Sebab, cara serupa juga sudah banyak digunakan oleh instansi lain. "Perusahaan swasta juga sudah banyak yang menerapkan," katanya.