TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku tak kenal eks Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Rommy secara personal. Pernyataan tersebut ia utarakan saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan perkara suap jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama, Rabu, 3 Juli 2019.
Baca: Khofifah Penuhi Panggilan sebagai Saksi Kasus Jual Beli Jabatan
"Dengan Rommy seberapa dekat?" tanya jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Khofifah.
"Kalau secara khusus tidak ada. Dulu saya di PPP, tapi saya pindah ke PKB sebelum Pak Rommy jadi pengurus partai," jawab Khofifah.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa Khofifah ikut merekomendasikan nama Haris Hasanuddin sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur. Hanya saja, rekomendasi itu tidak langsung disampaikan ke Lukman, melainkan lewat Rommy.
"Yang terkait dengan saudara Haris, seingat saya saudara Romahurmuziy pernah menyampaikan kepada saya itu mendapat semacam rekomendasi dari pejabat, gubernur Jatim, beberapa tokoh ulama memberi apresiasi saudara Haris. Itu hanya sebagai saran dan masukan," ujar Lukman dalam persidangan pada 26 Juni 2019.
Selain membantah punya kedekatan khusus dengan Rommy, Khofifah juga membantah memiliki hubungan personal dengan terdakwa Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin. Ia mengaku baru mengenal Haris ketika bertemu dalam suatu acara.
"Sejak saya jadi gubernur, kemudian ada rapat koordinasi Kementerian Agama dan Pak Haris jadi Plt, mengundang dan jadi moderator di mana saya jadi narasumber," kata Khofifah.
"Kalau kenal personal?" tanya jaksa.
"Tidak. Di luar kedinasan juga tidak pernah bertemu," ucap Khofifah.
Baca: KPK Apresiasi Gubernur Khofifah Hadiri Sidang Suap Kemenag Besok
Dalam kasus ini, KPK menyangka Rommy menerima suap dengan total Rp 300 juta dari Haris Hasanuddin dan Muafaq Wirahadi. Suap diduga diberikan untuk mempengaruhi penunjukan keduanya sebagai pejabat Kemenag.