TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly ingin meninggalkan Kememkumham dengan “warisan” yang baik. “Saya ingin meninggalkan Kemenkumham dengan legacy yang baik dan membanggakan," kata Yasonna dalam pidatonya di Pembukaan Rapat Koordinasi Kemenkumham di Jakarta Senin malam, 1 Juli 2019. Masa jabatan Yasonna sebagai menteri akan berakhir Oktober 2019.
Yasonna berharap, jajaran staf Kemenkumham mampu menjaga dan merawat kinerja agar menjadi yang terbaik. "Terima kasih kepada seluruh jajaran atas kerja keras dan dedikasinya kepada Kemenkumham khususnya selama masa jabatan saya sehingga sampai hari ini banyak prestasi yang telah diraih."
Baca juga: Alasan Yasonna Laoly Copot Kalapas yang Syaratkan Baca Al-Quran
Yang dimaksud dengan prestasi yang diraih Kemenkumham adalah opini audit laporan keuangan dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama empat tahun berturut-turut. Predikat WTP diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material.
Sebelum Yasonna berpidato, Sekretaris Jenderal Kemenkumham, Bambang Rantam Sariwanto mengucapkan terima kasih kepada Yasonna Laoly.
"Malam ini kami menyampaikan apresiasi kepada Bapak atas kebersamaan selama lima tahun ini," kata Sekjen Kemenkumham, Bambang Rantam Sariwanto, dalam sambutannya di Pembukaan Rapat Koordinasi Pengendalian Capaian Kerja di Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.
Baca juga: Setya Novanto di Rutan Gunung Sindur, Yasonna: Masih Dievaluasi
Bambang menjelaskan, seluruh jajaran dan staf Kemenkuham merasakan begitu banyak mendapat petunjuk dan arahan baik dari Yasonna Laoly selama ini.
"Kami menyadari dan merasakan begitu banyaknya petunjuk, arahan dan kebijakan serta kebijaksanaan yang membawa dan memgantarkan kami dan Kemenkumham pada pencapaian kinerja dan prestasi tertinggi," kata Bambang.