Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Markus Seseray, Kisah Sukses dari Tanah Papua

image-gnews
Markus Seseray, Kisah Sukses dari Tanah Papua
Markus Seseray, Kisah Sukses dari Tanah Papua
Iklan

INFO NASIONAL — Tanah Papua terasa terus memanggilnya dan mengingatkannya untuk pulang. Bergulat dengan pilihan, tetap bekerja di negeri orang atau kembali turut membangun kampung halaman tercintanya, Markus Seseray, 47 tahun, akhirnya memutuskan pilihannya untuk pulang ke Papua.

Markus Seseray sudah menempuh jalan yang panjang. Jepang menjadi negeri tempat mimpinya bermula untuk terwujud. Pada 1996, Markus mengikuti pertukaran pelajar Papua ke Negeri Matahari terbit itu. Namun, karena kendala bahasa, ia tak lama berada di sana. Markus tak putus asa, ia mencoba di kesempatan kedua untuk dapat menimba pengalaman di Jepang. Osaka menjadi tujuannya. Di salah satu kota terbesar di Negeri Sakura itu, Markus bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bangunan.

Kata hatinya untuk kembali ke Papua itu makin menguat pada tahun 2000. Alasan lainnya, pada tahun itu diberlakukan otonomi khusus Papua yang menurutnya adalah kesempatan besar bagi putra Papua untuk membangun daerahnya. “Saya pikir ada peluang kembali ke sana. Saya sudah punya modal sedikit yang bisa dipakai untuk berwiraswasta di Papua. Apalagi setelah otsus, putra Papua diperhatikan, diberikan kemudahan,” kata Markus. Ia membuktikan janji lamanya sebelum merantau. “Kalau berhasil di sana (Jepang), saya harus pulang buka lapangan kerja,” ujarnya, yang ingin ditepatinya.

Hasil dari melanglang buana ke Jepang itu dimanfaatkannya sebagai modal membangun usaha. Ia membeli tanah di kawasan Jayapura, Papua, dan membangun toko pada 2004, yang perlahan terus berkembang. Selain itu, ia pun membuka usaha permainan biliar, 16 meja dimilikinya dan membuka jasa warung telekomunikasi alias wartel.

Namun, usaha wartelnya tutup karena tak menjanjikan seiring semakin mudahnya kepemilikan ponsel. Sehingga tersisa dua ruangan yang kemudian Markus memanfaatkannya untuk berjualan sembako dan membuka usaha fotokopi. Kini, yang masih bertahan hanya usaha toko kelontong karena mesin fotokopi rusak dan tidak bisa beroperasi.

Lima tahun lalu, saat pusat perbelanjaan mulai berdiri di Jayapura, Markus sempat khawatir akan berdampak pada usahanya. Namun, kekhawatirannya tak terbukti. Ia justru melihat peluang bisnis baru, yaitu jasa penitipan helm bagi para pengunjung mal. “Penghasilan saya bertambah, dari jasa penitipan helm itu jadi tambahan pemasukannya lumayan,” katanya.

Pada 2012, Markus menerima tawaran untuk bergabung dengan SRC yang merupakan program pemberdayaan UKM binaan Sampoerna. Sejak diluncurkan pada 2008, kini SRC telah membina lebih dari 110.000 SRC di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk Papua. Sejak itu, berbagai pembenahan dilakukan terhadap tampilan tokonya, demi kenyamanan konsumsen dan pengembangan, serta peningkatan omset.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bapak empat anak ini mengungkapkan, setelah bergabung dengan SRC ia pun kerap diundang untuk menjadi motivator bagi anggota lainnya. Perjalanan Markus Seseray membangun usaha dinilai bisa menjadi inspirasi untuk masyarakat.

Markus pernah diajak berbagi cerita di Nabire, Papua. Di daerah itu, para pemilik toko masih mengelola tokonya dengan cara lama. Ia tak menjelaskan lebih jauh cara lama yang dimaksud. Akan tetapi, pada kesempatan itu, Markus menceritakan perubahan yang dilakukan tokonya hingga akhirnya terus berkembang hingga saat ini.

“Saya ke sana (Nabire) jadi motivator. Kalau bisa teman-teman di daerah seperti begini. Kami sendiri merasakan, dengan bergabung dengan SRC, ada perubahan pendapatan, bertambah. Perubahan itu ke arah yang lebih baik,” kata dia.

Dari usahanya, Markus telah mempekerjakan lima orang. Ia mulai merangkul lingkungan terdekat, yaitu keluarga untuk bekerja dengannya. Namun, ia menekankan, meski yang bekerja masih anggota keluarga, profesionalisme tetap menjadi prinsip utama. 

Menurut Markus, prinsip tersebut membuat usahanya bertahan, semakin berkembang, dan bisa memberikan penghidupan bagi orang lain. Tak ada keinginan baginya lagi untuk merantau, semangatnya untuk membangun tanah kelahirannya makin besar, meski semua berawal dari toko kelontong sederhana. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.