TEMPO.CO, Jakarta - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi atau Perludem mengingatkan seluruh elit agar segera melakukan rekonsiliasi sosial dan politik serta memikirkan keberlangsungan kehidupan dan pembangunan negara ke depan seusai pemilihan presiden (pilpres). "Rekonsiliasi harus diarahkan untuk menghentikan pembelahan di tengah masyarakat dan pendukung sebagai dampak kontestasi pemilihan presiden," kata Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini dalam keterangan tertulis pada Jumat, 28 Juni 2019.
Titi mengingatkan, agenda rekonsiliasi tidak boleh diartikan sebagai ajang transaksi dan bagi-bagi kekuasaan. Rekonsialisasi pascapilpres harus dimaknai sebagai proses penghentian pertikaian dan ketegangan sosial. "Hal ini ditandai dengan ketulusan elit untuk legawa menerima hasil pemilu dan mengakui keterpilihan pasangan calon presiden yang ditetapkan KPU."
Baca juga: Relawan Jokowi: Tugas Berikutnya Hapus Prasangka Imbas Pilpres
Para elit harus mengajak pendukungnya untuk mentransformasi partisipasi politik menuju partisipasi aktif warga negara untuk mengawasi kinerja para eksekutif dan legislatif terpilih. Apalagi rekonsiliasi politik juga penting bagi para pendukung yang punya fanatisme dan afeksi politik yang kuat.
"Publik harus merasa teryakinkan bahwa pemimpin yang terpilih punya komitmen untuk fokus membangun tata kelola pemerintahan," kata Titi.