TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meyakini situasi setelah putusan sengketa hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) tak akan berakhir ricuh.
Baca juga: Pancasila Tergerus, Ryamizard: TNI Penjaga Ideologi Negara
"Enggak chaos. Kita harap enggak terjadi lah," ujar Ryamizard di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat pada Kamis, 27 Juni 2019. Ia melihat, situasi akan lebih aman dan kondusif dibanding sebelumnya, yakni saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pilpres 2019.
"Situasi saya lihat jauh lebih aman. Ini Presidium 212 bersama-sama berdoa supaya bersatu, apalagi semua berdoa agar tidak terjadi apa-apa. Doa 60 orang sudah didengar Tuhan apalagi ramai-ramai, insya Allah," ucap Ryamizard.
Lebih lanjut, dia pun berharap tidak ada lagi sebutan kubu 01 atau Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai MK membacakan putusan.
"Mulai saat ini tidak ada yang namanya 01 dan 02, tapi kita semua bersaudara sebagai bangsa Indonesia yang utuh dan tidak pernah terpisahkan," ujar Ryamizard. Ia menekankan pentingnya kembali pada marwah persatuan yang termaktub dalam Pancasila.
Menurut Ryamizard, dalam Pancasila sudah mengakomodir semuanya yang dilandasi oleh ketuhanan yang maha esa. Ia juga mengimbau, khususnya, untuk para penduduk beragama Islam agar tidak terpecah.
"Mulai saat ini tidak usah ada lagi Islam garis keras dan Islam moderat, yang ada hanya wajah Islam Indonesia yang rahmatan lil alamin," ucap Ryamizard. Ia pun mengingatkan supaya tak ada lagi polarisasi dalam masyarakat.
Baca juga: Halal Bihalal TNI, Ryamizard: Pancasila Makin Tergerus Khilafah
"Mari kita jaga persatuan bangsa ini karena dengan persatuan itulah bangsa ini maju bangsa ini kuat," kata Ryamizard.
Hari ini, 27 Juni 2019, sidang putusan MK digelar. Sidang dimulai pukul 12.30. Adapun beberapa kelompok massa sudah mulai memenuhi kawasan di sekitar Gedung MK. Polisi dan TNI menjaga ketat kawasan seputaran Jalan Medan Merdeka Barat dan sekitarnya.