TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan belum ada niatan Prabowo Subianto atau partai untuk bergabung ke dalam koalisi pemerintah. Meski begitu, Andre mengatakan tawaran untuk bergabung itu cukup menarik.
Baca: Tetap di Kubu Prabowo, PKS: Demokrasi Perlu Kekuatan Penyeimbang
"Terus terang kami belum ada pemikiran masuk kabinet Pak Jokowi. Malah kita masih berpikir besok Pak Prabowo menang di Mahkamah Konstitusi, kami yang ajak kubu sebelah," kata Andre terkekeh, saat ditemui di Media Center Prabowo - Sandiaga, di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 25 Juni 2019.
Dalam laporan Majalah TEMPO edisi Senin, 24 Juni 2019, sejumlah kursi menteri ditawarkan oleh kubu Jokowi untuk Partai Gerindra. Tawaran ini ditujukan agar Gerinda bisa bergabung dengan pemerintah, setelah selama hampir 5 tahun menjadi partai oposisi.
Bahkan muncul istilah "212" di kalangan Partai Gerindra, yang berarti 2 kursi menteri, 1 kursi wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan dua 2 kursi di Dewan Pertimbangan Presiden. Andre mengatakan wajar saja jika pemerintah mencoba merangkul Gerinda bergabung.
"Menurut saya wajar Partai Gerindra prioritas karena kami suara terbanyak kedua di pemilu 2019. Tentu kursi parlemen kami sangat signifikan," kata Andre.
Apalagi, kata Andre, Gerinda dikenal solid dan selalu konsisten dalam mengambil sikap. Ia yakin nilai-nilai ini menarik bagi kubu pemerintah.
Baca: BPN: Prabowo dan Sandi Bukan Pencari Kerja untuk Panggung 2024
Meski begitu, Andre menegaskan saat ini belum pembicaraan terkait hal ini di tubuh partai. Ia menyebut Gerinda yang merupakan bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, masih akan fokus untuk menyelesaikan sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi.