TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly masih belum memutuskan dan masih mengevaluasi waktu untuk terpidana korupsi e-KTP Setya Novanto mendekam di RumahTahanan Gunung Sindur. "Akan kita lihat. Masih kita evaluasi terus," kata Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 24 Juni 2019.
Yasonna mengatakan kesehatan mantan Ketua DPR itu memang belakangan menurun. Namun, ditempatkannya Setya di bui dengan sistem pengamanan ketat itu merupakan konsekuensi atas pelanggaran disiplin yang dilakukannya. "Kalau di lapas biasa itu masuk strap sel namanya, lubang tikus.”
Baca juga: Menteri Yasonna Harap Setya Novanto Tobat di Gunung Sindur
Pernyataan Yasonna mengisyaratkan bahwa keadaan Setya di Gunung Sindur lebih baik ketimbang ditempatkan di lubang tikus di lapas biasa. “Ini kan kita kasih lapas high security lah," ujarnya.
Setya kabur dari penjagaan petugas Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin ketika sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Santosa Bandung. Ia opname selama dua hari sejak 12 Juni dengan alasan lengannya sakit.
Baca juga: Setya Novanto Sempat Kabur, Wakil Komisi III: Orangnya Jeli
Di hari kepulangannya dari rumah sakit, Setya justru mengelabui petugas jaga dengan berpura-pura ke kasir untuk membayar pengobatannya lalu kabur menemui istrinya. Petugas menemukan Setya dan istrinya di Padalarang. Kementerian Hukum dan HAM pun memindahkan bekas Ketua Umum Partai Golkar itu ke Rutan Gunung Sindur.
Alasan pemindahan Setya Novanto ke Rutan Gunung Sindur karena rutan itu memiliki pengamanan maksimum (one man one cell) yang biasa digunakan untuk narapidana perkara terorisme.