TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Arsul Sani mengaku tidak tahu-menahu ihwal kabar pertemuan calon presiden Prabowo Subianto dikabarkan bertemu Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan di Bali pada awal Juni lalu. Pertemuan itu disebut untuk membicarakan rencana rekonsiliasi Prabowo dan calon presiden inkumben Joko Widodo, serta kemungkinan Partai Gerindra masuk ke pemerintahan.
Baca: BPN Prabowo Berharap Hakim MK Telusuri Peran Hasto Kristiyanto
"Saya tidak tahu soal itu," ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan pada Senin, 24 Juni 2019.
Kendati demikian, Arsul tidak menampik bahwa komunikasi dengan kubu seberang tetap dibangun kendati proses sidang sengketa di MK tetap berjalan. Namun, ujar dia, tidak semua proses komunikasi itu diketahui jajaran Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.
"Tentu komunikasi itu pada berbagai level dan kadang-kadang antar level juga tidak tahu yang ada di level sana sebenarnya membicarakan apa," kata Arsul.
Yang jelas, ujar Arsul, pada level pimpinan partai baik pimpinan TKN atau Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, terjadi komunikasi selama 10 hari belakangan untuk memastikan agar persidangan di MK terkendali dengan baik.
"Kami juga melakukan pengendalian agar teman-teman yang menjadi tim hukum tidak terlalu jauh menyerang hal-hal yang sifatnya pribadi, baik terhadap Pak Jokowi maupun Pak Prabowo," ujar Arsul.
Kabar pertemuan Prabowo dan Budi Gunawan ini ditulis dalam Majalah Tempo edisi Senin, 24 Juni 2019. Dua sumber dari Gerindra, seorang petinggi partai pengusung Jokowi, dan seorang pejabat pemerintahan mengatakan Budi dan Prabowo bertemu di Bali pada awal Juni untuk membicarakan rekonsiliasi dan merapatnya Gerindra ke koalisi Jokowi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo menolak membenarkan informasi ini. "Tahu dari mana? Lu jangan mancing-mancing. Enggak ada," kata Edhy dikutip dari Majalah Tempo edisi Senin, 24 Juni 2019.