Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rahmat Baequni: Ceramah Soal KPPS Diracun Permintaan Jamaah

image-gnews
Rahmat Baequni. Instagram/@ustadzrahmatbaequni
Rahmat Baequni. Instagram/@ustadzrahmatbaequni
Iklan

TEMPO.CO, Bandung  - Penceramah kondang Rahmat Baequni mengaku awalnya tak berniat menyampaikan materi seputar penyebab meninggalnya anggota KPPS karena diracun dalam sebuah ceramah yang rekamannya beredar luas di media sosial. Namun, karena ada permintaan dari jamaah pengajian, akhirnya Baequni berceramah tentang masalah itu.

Baca juga: Sebelum Ditangkap, Rahmat Baequni Minta Maaf Soal KPPS Diracun

"Ada jamaah yang sebelum pengajian itu bertanya "Ustadz tolong dong dibahas tentang ini (diracunnya anggota KPPS)," jadi kami harus menyikapi bagaimana," kata Rahmat Baequni di Markas Kepolisian Daerah Jawa Barat, Jalan Sukarno Hatta, Bandung, Jumat, 21 Juni 2019.

Rahmat Baequni, pendiri One Ummah Foundation, itu mengatakan mendapat informasi tentang diracunnya anggota KPPS dari berita yang menjamur di media sosial. "Saya katakan berdasarkan informasi yang saya terima. Dan itu yang saya maksud yang ada di media sosial," ujarnya.

Rahmat Baequni saat ini sudah ditetapkan oleh Polda jawa barat sebagai tersangka dengan tuduhun menyebarkan informasi sesat seputar meninggalnya petugas KPPS tersebut. Baequni kini ditahan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jabar dan masih dalam proses pemeriksaan."Sekarang sudah dalam proses materi penyidikan," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Trunoyudho Wisnu Andiko

Baequni mengatakan bahwa pada akhirnya dia menyampaikan kepada jamaah untuk menunggu  apa penyebabnya kematian petugas KPPS tersebut. “Dan memang sudah ada beberapa media yang kesannya seperti (anggota KPPS) tadi diracun atau zat zat yang mengandung racun," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baequni menegaskan tak sedikitpun berniat menyebarkan berita bohong terkait simpang siur penyebab meninggalnya anggota KPPS. Apalagi, sampai menyebabkan kekisruhan akibat ceramah yang dia sampaikan.

"Saya sekali lagi tidak berniat menyebarkan berita bohong ini sehingga menciptakan kekisruhan informasi di media sosial kita. Saya cinta tanah air ini, saya cinta bangsa ini, tidak mungkin saya memecah belah bangsa sendiri. Saya tidak pernah berniat melakukan itu," ucapnya.

Baequni diancam menggunakan Pasal 14 dan 15 Undang-Undang RI Nomor 46 tenang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 45 ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 UU nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan terhadap UU nomor 11 tahun 2008 yaitu tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Pasal 207 KUHPidana.

AMINUDDIN A.S. (Bandung)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenal Apa itu Sindrom Kelelahan Kronis

59 hari lalu

Kepala Puskesmas Telaga Youke Lumataw (kanan) memeriksa kondisi seorang Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang menjalani perawatan di ruang rawat inap Puskesmas Telaga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis, 15 Februari 2024. KPU Kabupaten Gorontalo mencatat 18 petugas KPPPS harus menjalani perawatan akibat sakit dan kelelahan pada pelaksanaan Pemilu 2024. ANTARA/Adiwinata Solihin
Mengenal Apa itu Sindrom Kelelahan Kronis

Mengenal lebih dalam tentang Sindrom Kelelahan Kronis (CFS), sebuah gangguan serius yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.


Penyakit Jantung Jadi Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Ketahui Gejalanya

22 Februari 2024

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Penyakit Jantung Jadi Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Ketahui Gejalanya

Petugas KPPS meninggal antara lain karena kelelahan dan penyakit jantung. Pahami gejalanya dan cara pencegahannya.


71 Petugas KPPS Meninggal Antara Lain karena Kelelahan dan Hipertensi, Kenali 5 Bahaya Darah Tinggi

22 Februari 2024

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
71 Petugas KPPS Meninggal Antara Lain karena Kelelahan dan Hipertensi, Kenali 5 Bahaya Darah Tinggi

Hingga 18 Februari, terhitung 71 petugas KPPS meninggal antara lain karena kelelahan kronis, penyakit jantung hingga hipertensi atau darah tinggi.


Bahaya Kelelahan Kronis Bisa Sebabkan Kematian Seperti Dialami Beberapa Petugas KPPS

19 Februari 2024

Petugas KPPS TPS 60 saat melakukan penghitungan suara untuk pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia di Lebak Bulus, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. Proses penghitungan suara pemilihan presiden dan wakil presiden di TPS 60 dimenangkan oleh pasangan nomor urut 01, Anies-Muhaimin. TPO / Hilman Fathurrahman W
Bahaya Kelelahan Kronis Bisa Sebabkan Kematian Seperti Dialami Beberapa Petugas KPPS

Beberapa petugas KPPS meninggal diduga karena kelelahan. Kenali bahaya dari kelelahan kronis dan gejala yang mengiringinya.


Petugas-petugas KPPS 2024 Berguguran Telah Meninggal 57 Orang, Apa Penyebabnya?

19 Februari 2024

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan melayat ke rumah duka Ketua KPPS Nomor 70 Kelurahan Rawabadak Utara Iyos Rusli yang meninggal dunia saat bertugas di Jakarta Utara pada Kamis, 15 Februari 2024. meninggal saat melaksanakan tugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) tersebut. Saat membacakan dan menghitung surat suara, Iyos tiba-tiba merasakan tidak enak badan, lalu pamit pulang ke rumahnya. ANTARA/HO-Polres Metro Jakarta Utara
Petugas-petugas KPPS 2024 Berguguran Telah Meninggal 57 Orang, Apa Penyebabnya?

Per 17 Februari 2024, terdata sekurangnya 57 petugas KPPS meninggal. Apa penyebabnya? Bagaimana dengan ratusan petugas KPPS meninggal pada 2019?


Begini Penyebab Dirawatnya Seratusan Lebih Petugas KPPS di Bekasi

18 Februari 2024

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Begini Penyebab Dirawatnya Seratusan Lebih Petugas KPPS di Bekasi

Ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS Kota Bekasi kelelahan sehingga jatuh sakit pasca pencoblosan Pemilu 2024.


Diduga Kelelahan, 543 Petugas KPPS di Garut Sakit dan Satu Meninggal

18 Februari 2024

Ilustrasi penghitungan suara di TPS. TEMPO/Iqbal Lubis
Diduga Kelelahan, 543 Petugas KPPS di Garut Sakit dan Satu Meninggal

Ratusan anggota KPPS di Garut mengalami sakit, bahkan ada yanh meninggal setelah pemilu 2024.


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


7 Anggota KPPS Kabupaten Bogor Meninggal, 3 di Antaranya Usai Pencoblosan Pemilu 2024

17 Februari 2024

Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk Pemilu 2024 mengikuti pelantikan KPPS Desa Sukamantri di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 25 Januari 2024. KPU Kabupaten Bogor melantik sebanyak 106.596 petugas KPPS yang tersebar di 15.228 Tempat Pemungutan Suara (TPS) se-Kabupaten Bogor dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 pada tanggal 14 Februari. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
7 Anggota KPPS Kabupaten Bogor Meninggal, 3 di Antaranya Usai Pencoblosan Pemilu 2024

2 orang anggota KPPS yang meninggal pada Kamis dan Jumat kemarin berasal dari Desa Cilebut Timur, Sukaraja dan Kelurahan Pabuaran, Cibinong.


KPU: 35 Petugas Penyelenggara Pemilu Meninggal, 3.909 Orang Sakit

17 Februari 2024

Ketua Komisi Pemilihan Umum Hasyim Asy'ari dan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Rahmat Bagja berbisik di tengah konferensi pers merespons pertanyaan hasil penghitungan suara sementara KPU melalui Sirekap, di Media Center KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Februari 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
KPU: 35 Petugas Penyelenggara Pemilu Meninggal, 3.909 Orang Sakit

Data yang dirilis KPU per 16 Februari 2024, tercatat 35 orang meninggal.