TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan maut yang merenggut 12 korban meninggal di jalan Tol Cipali berawal dari penyerangan yang dilakukan seorang penumpang terhadap sopir bus bernomor polisi H 1469 CB.
Baca juga: Kecelakaan Maut Tol Cipali, Penumpang Bus Paksa Ambil Alih Kemudi
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan, penyerangan terjadi saat sopir tengah menelepon kernet bus. "Dari keterangan seorang saksi, tiba-tiba saat sopir sedang telepon dengan kenek ada seseorang yang datang ke tempat sopir dan kemudian terjadilah kecelakaan," kata dia.
Kejadian itu membuat pengemudi kendaraan bus hilang kendali ke kanan dan terjadi kecelakaan, tepatnya di KM 150.900 Jalur B. Tabrakan beruntun itu melibatkan bus Safari bernomor polisi H-1469-CB, dua mini bus, masing-masing Toyota Innova bernomor polisi B-168-DIL dan Mitsubishi Expander B-8137-PI dan satu kendaraan truk dengan nomor polisi R-1436-ZA.
Rudy menuturkan dari keterangan saksi tersebut pihaknya kemudian langsung mencari tahu orang yang melakukan penyerangan.
Dan setelah ditelusuri ada seorang laki-laki bernama Amsor, 29 tahun, yang mengaku telah menyerang sopir bus tersebut.
"Menurut keterangan Amsor bahwa sopir dan kenek dari hasil pembicaraan telepon itu akan membunuh dia (Amsor)," ujarnya.
Baca juga: Kecelakaan Beruntun Tol Cipali, 12 Orang Meninggal
Serangan kepada sopir itu mengakibatkan Bus Safari yang datang dari arah Jakarta menuju ke Cirebon (jalur A) itu masuk median dan menyebrang ke jalur B. Bus itu kemudian menabrak kendaraan mini bus Kijang Innova, Mitsubishi Expander dan kendaraan truk yang sedang melaju di jalur B Tol Cipali.
Kecelakaan ini mengakibatkan 12 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.
"Untuk rincian korbannya yaitu enam orang penumpang Expander semua meninggal, tiga orang dari Innova dan tiga lainnya merupakan penumpang bus," kata Rudy.