INFO BISNIS – Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyalurkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) yang di antaranya 30 unit traktor roda dua untuk Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Hal itu bertujuan untuk menyukseskan program Selamatkan Lahan Rawa untuk Kesejahteraan Petani (Serasi).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wajo, Muhammad Ashar, menjelaskan untuk mengoptimalkan penggunaan Alsintan tersebut, pihaknya telah membentuk brigade yang dikelola langsung oleh dinas pertanian. Kondisi lahan pertanian di sekitar lokasi program Serasi masih dalam kondisi banjir dan menunggu waktu olah tanah sehingga 30 unit traktor roda dua tersebut belum bisa beroperasi.
"Bantuan Alsintan, selain traktor roda dua ada juga ekskavator, sangat membantu kami dan petani tentunya untuk secepatnya mengolah lahan pertanian yang sebelumnya dilanda banjir. Jadi, kerugian petani akibat banjir dapat diatasi cepat," kata Ashar di Wajo, Jumat, 14 Juni 2019.
Menurut dokumen Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Bantuan Traktor Roda Dua antara penyedia dan Dinas Pertanian Wajo, 30 unit traktor roda dua tersebut baru tiba dan diserahterimakan oleh penyedia pada 25 April 2019. Kemudian, dibutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk perakitan dan running test sampai alat tersebut bisa disalurkan dan digunakan.
"Jadi, informasi bahwa alat tersebut bertumpuk sudah lama dan tidak disalurkan adalah tidak benar, dan hasil pengecekan fisik pada traktor roda dua tidak ditemukan karat. Tentu membutuhkan waktu dan tahapan sampai alat tersebut difungsikan untuk pengolahan tanah," tutur Ashar.
Sementara, Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah, menjelaskan sebanyak 30 unit traktor roda dua tersebut baru tiba di Kabupaten Wajo pada 25 April 2019 dan membutuhkan waktu perakitan hingga bisa dioperasikan selama dua minggu. Pemanfaatannya dikelola dalam bentuk brigade yang dalam pengoperasiannya oleh kelompok tani.
"Nah, karena kondisi Wajo di pertengahan puasa kemarin dilanda banjir, traktor tersebut tidak dimungkinkan digunakan alias beroperasi. Kondisi traktornya pun hingga saat ini masih bagus, kami sudah cek tidak berkarat. Banjir surut, siap digunakan," ucapnya.
Andi Nur Alam menerangkan program mekanisasi pertanian yakni Alsintan, dipastikan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani dan tingkat produksi tanaman pangan Indonesia. Buktinya, menekan biaya operasional 35 persen hingga 48 persen dalam produksi petani.
"Dulu tanpa kemajuan mekanisasi ini, petani bisa membajak sawahnya satu hektare berhari-hari. Tetapi, ini cukup dua hingga tiga jam saja," ujarnya.
Andi Nur Alam menambahkan, dengan penggunaan Alsintan modern, penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10 persen pun dapat diselamatkan. Demikian juga dapat meningkatkan nilai tambah dan penanaman padi yang dulunya hanya satu kali setahun.
"Alhasil, kini petani bisa tiga kali tanam dalam setahun karena proses pengolahan dan panen yang cepat. Pendapatan petani pun ikut naik," katanya. (*)