TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai saat ini komposisi antara koalisi pemerintah dan oposisi, sudah sangat seimbang. Karena itu, Jokowi harus menjaga keseimbangan ini, agar demokrasi bisa tetap berjalan. "Bagaimanapun, negara demokrasi yang kuat harus diimbangi oleh kekuatan oposisi yang elegan," kata Ray saat dihubungi Tempo, Senin, 10 Juni 2019.
Saat ini kubu oposisi terdiri dari empat partai besar, yakni Partai Gerindra, Partai Keadilan Sosial, Partai Amanat Nasional, dan Partai Demokrat. Namun belakangan, wacana Partai Demokrat dan PAN berpindah haluan semakin menguat merujuk pada sikap kedua partai yang menunjukan keintiman dengan pemerintah.
Baca juga: Habis Beri Dukungan di Pemilu, Minta Jatah Menteri Kemudian
Menjaga komposisi ini sepenuhnya ada di tangan Jokowi. Jika Jokowi ingin menumbuhkan pengelolaan kenegaraan yang seimbang, pilihannya adalah mencukupkan pembelahan partai ini. "Paling jauh adalah melibatkan Partai Demokrat.” Adapun PAN, apalagi PKS dan Gerindra, sebaiknya dibiarkan di barisan luar atau oposisi.
Ray menegaskan kubu oposisi yang dimaksudnya adalah oposisi konstruktif dan menumbuhkan peradaban. "Jadi bukan oposisi asal beda, apalagi oposisi tukang nyinyir."
Baca juga: Kata PDIP Soal Nama Calon Menteri di Kabinet ...
Ray mengatakan terlalu banyak parpol yang ada di dalam deretan pendukung Jokowi dapat berakibat tidak baik bagi demokrasi. Keseimbangan kekuasaan bakal tidak berjalan dengan semestinya. Dengan empat partai di koalisi Jokowi, sudah hampir 60 persen kursi legislatif dikuasai oleh inkumben. “Apalagi jika Partai Demokrat bergabung dalam kekuasaan Pak Jokowi."
Ia meminta Jokowi bersikap tegas dan bisa tetap menjaga alur demokrasi berjalan sebagaimana mestinya. "Hanya presiden yang kurang percaya diri yang menginginkan serta membutuhkan banyak dukungan."