INFO NASIONAL – Bung Karno dan Taufiq Kiemas memang merupakan dua tokoh dari generasi yang jauh berbeda. Bung Karno lahir 6 Juni 1901 dan wafat 21 Juni 1970, sementara Taufiq Kiemas lahir 31 Desember 1942 lalu wafat pada 8 Juni 2013 lalu. Selisih usia mereka sekitar 41 tahun.
Meski begitu, keduanya memiliki pandangan dan sikap ideologis yang sama, yaitu sama-sama sebagai seorang nasionalis yang menginginkan persatuan nasional. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, dalam acara Peringatan 118 Tahun Lahirnya Bung Karno dan 6 Tahun Wafatnya Taufiq Kiemas di Kantor DPP Persatuan Alumni GMNI di Jakarta 8 Juni 2019.
Orientasi ideologis sebagai seorang nasionalis itulah yang akhirnya mempertemukan Taufiq Kiemas dengan Bung Karno melalui aktivitasnya sebagai kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), hingga diangkat sebagai menantu Bung Karno dengan menikahi putri sulungnya Megawati Soekarnoputri. “Kini kedua telah tiada, namun ajaran-ajarannya dan praktik melaksanakan nasionalisme yang hidup di tengah masyarakat adalah suri tauladan yang harus kita lanjutkan," kata Ketua Umum DPP Persatuan Alumni GMNI itu.
Jimly Asshiddiqie yang didaulat memberikan tausiah di acara tersebut mengutarakan pentingnya kehadiran seorang tokoh seperti Bung Karno dan Taufiq Kiemas bagi bangsa Indonesia yang sedang mengalami ketegangan politik akibat pilpres yang baru lalu.
Jimly mengajak semua pihak memanfaatkan momentum Idul Fitri ini untuk merajut silaturahmi dan saling bermaaf-maafan sesama saudara bangsa Indonesia. Jangan sampai pemilu yang hanya lima tahunan ini merusak sendi-sendi berbangsa dan bernegara kita.
Acara yang dikemas dalam bentuk halalbihalal itu juga diisi pembacaan surat Yassin dan tahlilan untuk almarhum Bung Karno dan Taufiq Kiemas oleh Baitul Muslimin Indonesia DKI Jakarta dan tamu undangan.
Hadir juga dalam acara tersebut pimpinan ormas-ormas alumni Kelompok Cipayung, pimpinan ormas mahasiwa dan kepemudaan spt dari GMNI, HMI, PMII, GMKI, PMKRI, IMM, KMHDI, dan lain sebagainya. (*)