TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo menyebut angka kecelakaan pada Operasi Ketupat 2019 menurun dibandingkan pada Operasi Ketupat 2018. Selama 10 hari operasi ketupat berlangsung, yakni sejak 29 Mei hingga 7 Juni, tercatat angka kecelakaan mengalami penurunan sebesar 62 persen.
"Pada Operasi Ketupat tahun 2018 angka kecelakaan sebanyak 1.178 kasus. Sementara pada Operasi Ketupat tahun 2019 sebanyak 446 kasus," ujar Dedi di kantornya, Jakarta Selatan, pada Jumat, 7 Juni 2019.
Penurunan juga terjadi pada angka korban meninggal dunia. Pada mudik Lebaran tahun 2018, angka korban meninggal sebanyak 254 orang. Sementara tahun ini sebanyak 105 orang. "Angkanya turun sebesar 59 persen," ujar Dedi.
Baca: Kemenhub Sebut Sudah Mulai Ada Pergerakan Arus Balik Lebaran
Lebih lanjut, kata Dedi, kendaraan roda dua masih menjadi penyumbang terbesar angka kecelakaan. Namun untuk penyumbang korban meninggal dunia masih didominasi oleh kendaraan roda empat.
Penurunan angka kecelakaan dan meninggal dunia, kata Dedi, didukung oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah upaya yang dilakukan aparat kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas sehingga memecah kepadatan dan memperbanyak pos pengamanan di titik-titik rawan kecelakaan.
Baca juga: Masuki Bulan Terakhir, FPI Belum Ajukan Perpanjangan Izin Ormas
"Strategi rekayasa lalin menyebabkan penurunan cukup signifikan," kata Dedi. Selain itu, faktor kesadaran pemudik dalam berkendara juga membuat angka kecelakaan dalam arus mudik tahun ini menurun secara signfikan.