TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian menduga pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rofik Aasharuddin, belajar merakit bom dari internet. Tito juga menengarai Rofik belajar paham radikal melalui media yang sama. "Dia belajar dari internet melalui telepon seluler, dia juga membeli bahan-bahan peledaknya sendiri," kata Tito di Markas Besar Kepolisian RI, Jakarta, Rabu, 5 Juni 2019.
Bom bunuh diri meledak di pos polisi Kartasura, pada Senin, 3 Juni 2019 pukul 22.30 WIB. Akibat ledakan itu, Rofik yang merupakan pelaku pemboman mengalami luka dan tengah dirawat di rumah sakit.
Menurut Tito, Rofik tak tergabung dalam jaringan terorisme, melainkan bekerja sendirian alias lone wolf. Meski demikian, Rofik diketahui pernah mengikuti sejumlah pengajian yang jemaahnya tergabung dalam jaringan terorisme. "Setelah itu dia terinspirasi, berbaiat sendiri, melakukan operasi sendiri, dan membuat bom sendiri," ujar Tito.
Baca: Kejanggalan Pelaku Bom Kartasura Sebelum Menyerang https://nasional.tempo.co/read/1212169/kejanggalan-pelaku-bom-kartasura-sebelum-menyerang
Selain beroperasi sendirian, pelaku diduga membeli bahan peledak sendiri. Tito menjelaskan bahan kimia bom yang dibuat Rofik mudah ditemukan dan dibeli di pasaran. Menurut dia, operasi yang dilancarkan Rofik tergolong gagal karena daya ledaknya rendah. "Kalau perakitannya sempurna pasti bom itu meledak besar," ujar lulusan Akademi Kepolisian 1987 tersebut.
ROSSENO AJI | RAYMUNDUS RIKANG