Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, jenis bom yang digunakan dalam serangan bom bunuh diri ke Pos Polisi di Simpang Tiga Tugu Kartasura atau Bom Kartasura, berdaya ledak rendah. Polisi juga menilai, pelaku teror, Rofik Asharudin masih amatir.
"Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara dan pendalaman Tim Inafis, bom yang digunakan pelaku low explosive," kata Dedi di Kantornya, Selasa, 4 Juni 2019.
BACA: Terduga Pelaku Bom Kartasurya Tertutup Sejak Lulus Sekolah
Menurut dia salah satu indikator lemahnya daya ledak terukur dari bentuk serpihan bom yang melekat pada tubuh Rofik. Bom bunuh diri yang dipasang pada bagian pinggang tersebut tak membuat Rofik tewas.
Bahkan, polisi berhasil memulihkan Rofik yang saat ini sedang menjalankan perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang. Polisi berhasil menyelamatkan nyawa Rofik yang sebelumnya ditemukan tergeletak bersimbah darah dengan luka parah pada bagian perut dan tangan di lokasi kejadian.
BACA: Bom Kartasura Polisi Sita Bahan Kimia dari Kamar Pelaku
Bahan rakitan bom juga sederhana. Dari kediaman Rofik, Detasemen Khusus 88 Antiteror menyita dua plastik belerang, satu plastik potasium klorat, kemudian campuran belerang dan potasium klorat dalam dua kotak Tupperware.
Selain itu, polisi juga menemukan alat switching, baterai, serbuk putih, satu plastik arang, dua plastik berupa kabel-kabel dan baterai 9 volt, pipa batangan, detonator manual, solder dan sisa paku.
"Semua barang bukti ini cocok dengan serpihan yang melekat di tubuh pelaku dan yang ditemukan di TKP," kata Dedi.