TEMPO.CO, Jakarta - Mantan narapidana terorisme, Sofyan Sauri menilai, serangan bom bunuh diri ke Pos Polisi di Simpang Tiga Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah atau Bom Kartasura dilakukan anggota atau simpatisan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
BACA: Terduga Pelaku Bom Kartasura Seorang Pengangguran
Dia mengklaim, hal ini didasarkan pada tiga ciri dalam serangan yang dilakukan pukul 22.30 WIB, 3 Juni 2019 tersebut. Ciri pertama, serangan tersebut memenuhi konsep Jihad Nikayah atau jihad yang tak didasarkan pada perebutan kekuasaan atau politik.
"Memang dipacu untuk beramal. Jadi akan tetap jihad walaupun hanya dengan pisau dapur ibaratnya," kata Sofyan saat dihubungi, Selasa 4 Juni 2019.
BACA: Kapolda Rycko Bom Kartasura Serangan Pada Polisi
Ciri kedua adalah penetapan target serangan pada anggota polisi atau aparat keamanan yang menjadi simbol penghalang tegaknya Syariat Islam. Ini adalah konsep umum jaringan terorisme yang berafiliasi dengan ISIS.
Ciri ketiga, serangannya juga sederhana meski sudah mencoba dengan perakitan bom. Pelaku, menurut Sofyan, sama seperti keluarga di Surabaya yang melakukan serangan bom bunuh diri. Mereka adalah kelompok amatir atau lone wolf yang serangannya tak terorganisir dan sederhana.
"Ini kan bomnya low explosif. Amatiran," kata Sofyan..