TEMPO.CO, Ambon - Warga Desa Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah merayakan lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah lebih awal. Sejak Pukul 08.00 WIT, Senin, 3 Juni 2019 warga berbondong-bondong mendatangi Masjid Nurul Awal untuk salat Idul Fitri.
Salat Idul Fitri dipimpin langsung oleh Imam Masjid, Kasim Tahapary. Penentuan 1 Syawal di desa itu berbeda dengan pemerintah yang baru akan menggelar Sidang Isbat sore nanti. “Penentuan 1 Syawal di Desa Wakal mengikuti penetapan 1 Ramadan sesuai dengan perhitungan bulan,” kata penghulu Masjid Nurul Awal, Taib Nakul hari ini.
Baca juga: Hari ini, Jamaah Tarekat Naqsabandiyah Rayakan Lebaran
Para tokoh adat maupun tokoh agama setempat menentukan awal Ramadan ataupun 1 Syawal berdasarkan titik koordinat bulan atau dengan metode ilmu falak.
Dalam ensiklopedia Islam, ilmu falak merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda langit, matahari, bulan dan bintang pada orbitnya. Sehingga dapat diketahui pula peredaran waktu di permukaan bumi. “Sesuai dengan perhitungan kalender Hijriah pada saat 1 Muharam jatuh, enam bulan ke depan kami menentukan 1 Ramadan atau dengan metode ilmu falak,” kata Nakul.
Baca juga: KSP: Presiden Jokowi Akan Rayakan Idul Fitri 2019 di Jakarta
Raja Desa Wakal, Ahjad Sunet mengungkapkan, metode perhitungan Idul Fitri dan 1 Ramadan yang dilakukan para pemuka adat maupun tokoh agama desa setempat telah sesuai dan dipercaya secara turun-temurun. “Kami meyakini penetapan 1 Ramadan begitupun 1 Syawal secara turun-temurun, itu dilakukan para datuk-datuk kami, sejak dulu.”
Sebelumnya, Warga Desa Wakal juga menjalankan ibadah puasa dua hari lebih cepat, penetapan 1 Ramadan jatuh pada Sabtu, 4 Mei 2019.