TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Partai Golkar merilis sembilan nama bakal calon pimpinan MPR/DPR/Fraksi memicu reaksi partai koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf yang lain. Partai NasDem mengatakan partainya juga memiliki beberapa kandidat, salah satunya adalah Lestari Moerdijat atau yang akrab disapa Rerie.
Baca: Golkar Incar Kursi Ketua MPR, Jokowi: Semua Menginginkan
“Ada beberapa kandidat dari NasDem, di antaranya ada seorang perempuan, Ibu Lestari Moerdijat ( Rerie),” ujar Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G. Plate saat dihubungi Tempo pada Selasa, 28 Mei 2019.
Rerie merupakan kader NasDem yang memperoleh suara terbanyak pada pemilihan calon anggota legislatif pusat (DPR RI) di Dapil 2 Jawa Tengah meliputi Kudus, Jepara, dan Demak. Dari hasil rekapitulasi penghitungan suara, Rerie, memperoleh suara terbanyak yakni 162.996 suara. Rerie juga diketahui merupakan Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf.
Selain Rerie, kata Johnny, beberapa kandidat juga sudah dipersiapkan dan akan diputuskan DPP NasDem setelah penetapan anggota DPR RI terpilih oleh KPU RI. Johnny menyebut, saat ini partainya memang tengah serius membangun koalisi strategis dan taktis di MPR RI. Sejauh ini, ujar dia, Koalisi Indonesia Kerja (KIK) menguasai 349 kursi MPR RI, sementara jumlah untuk menjadi mayoritas sedikitnya 356 kursi MPR.
“Jadi kami tentu harus membangun koalisi MPR untuk menambah minimal 7 kursi MPR dan rekan-rekan dari DPD RI akan menjadi rekan koalisi potensial,” ujar dia.
Baca juga: Cak Imin: Kalau Puan Maharani Ketua DPR, Saya Ketua MPR
Partai koalisi di kubu Jokowi tengah berebut kursi Ketua MPR. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bahkan secara terbuka mengungkapkan keinginannya menduduki posisi Ketua MPR. "Kalau Mbak Puan (Maharani) Ketua DPR, insya Allah saya Ketua MPR," kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu pada Sabtu, 18 Mei 2019.
Setali tiga uang dengan Cak Imin, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan mereka lebih berhak duduk di kursi ketua MPR. Sebab Golkar adalah pemilik kursi legislatif kedua terbanyak di DPR RI.
"Kalau di DPR RI sudah jelas berdasar perolehan kursi. Jadi Golkar di situ dapat wakil ketua. Tapi dalam konvensi koalisi mendukung Pak Presiden akan mendukung paket dalam MPR. Untuk itu usulannya karena Golkar pemenang kedua Golkar sebagai Ketua MPR," kata Airlangga di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Ahad, 25 Mei 2019.
Kemarin, Senin, 26 Mei 2019, Dewan Pakar Partai Golkar bahkan merilis sembilan nama bakal calon pimpinan MPR, DPR, dan fraksi DPR yang akan diajukan untuk periode 2019-2024. Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, HR Agung Laksono menyebut sembilan nama itu adalah Zainudin Amali, Agun Gunanjar, Bambang Soesatyo, Ridwan Hisyam, Ace Hasan Syadzily, Ferdiansyah, Aziz Syamsudin, Abdul Kahar Muzakir dan Markus Melchias Mekeng.
Pengisian kursi pimpinan MPR kali ini dinilai akan lebih dinamis karena Undang-Undang MD3 mengatur penentuannya lewat sistem paket yang akan dipilih oleh anggota MPR. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, dalam hal ini, koalisinya juga siap berdialog dengan partai nonkoalisi pendukung pemerintah.
”Semangat kami ingin sama-sama gotong royong. Yang pasti, kami berkepentingan agar untuk kursi ketua diisi partai koalisi. Untuk komposisi wakil, itu bisa dibicarakan bersama secara musyawarah,” ujar Hasto di DPP PDIP, Selasa, 21 Mei lalu.
Lima partai anggota Koalisi Indonesia Kerja memperebutkan empat kursi pimpinan yang tersedia, karena satu kursi wakil ketua MPR akan diisi unsur DPD. Posisi ketua MPR sama-sama diincar Golkar, PKB, dan NasDem.
Baca: Airlangga Minta Izin Cak Imin Ketua MPR Mendatang Dijabat Golkar
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyebut, paket pimpinan MPR tentu akan dibicarakan bersama-sama dalam internal koalisi, dia pun membuka peluang jika nanti ada koalisi non-pemerintahan yang akan bergabung. "Intinya power sharing, karena kalau koalisi di MPR ya bandulnya kan ada di partai melalui fraksi-fraksinya," ujar Arsul Sani, saat ditemui di Posko Cemara Selasa, 21 Mei lalu.