INFO NASIONAL – Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bekerja sama dengan Yayasan Kesenian Bali menyelenggarakan pentas seni budaya unik, kolaborasi tradisi khas Bali, Prembon, dengan penyanyi Bali, sebagai bentuk sosialisasi empat pilar MPR, di Balai Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, Bali.
Acara yang digelar pada Sabtu malam, 25 Mei 2019 ini berlangsung meriah, dan dihadiri oleh anggota MPR I Kadek Arimbawa, Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi MPR Muhamad Jaya, Plt. Kepala Desa Tangkas I Ketut Suryawan, serta Pemangku Adat Tangkas I Kadek Purnama, I Ketut Mandra dan Mangku Ketut Mandra.
Pagelaran dramatari Bali ini secara resmi dibuka oleh Anggota MPR I Kadek Arimbawa. Dalam sambutannya, ia menyatakan kegembiraannya atas kerja sama penyelenggaraan pentas seni budaya ini. “Saya berharap kerja sama ini akan terus berlanjut,” ujar Arimbawa.
Ia menambahkan, bahwa seni budaya adalah juga alat pemersatu bangsa. Ia menyebut, masyarakat di Kecamatan Klungkung sangat majemuk, hampir semua penganut agama ada di sini. Ada Hindu, Islam, dan lainnya, tetapi tetap rukun. Melalui pentas seni ini rasa persatuan diharapkan dapat lebih ditingkatkan.
Kadek Arimbawa yang dulu dikenal sebagai seniman lawak dengan nama panggilan Lolak ini juga mengingatkan agar para generasi muda Bali berhati-hati menggunakan alat komunikasi atau media sosial. Salah dalam menerima informasi, dan mempercayai hoaks, atau malah menyebarkan hoaks, bisa membuat permasalahan di kemudian hari.
Bali sebagai daerah tujuan wisata, menurut Kadek Arimbawa, sangat kondusif, buktinya penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 yang lalu di Bali berlangsung aman.
MPR saat ini menyelenggarakan pentas seni budaya, sebagai salah satu metode Sosialisasi Empat Pilar. Tujuannya, untuk melestarikan seni budaya tradisional dan memanfaatkan kesenian dari masyarakat untuk masyarakat. Seperti dijelaskan Kepala Biro Humas Setjen MPR, Siti Fauziah, bahwa seni budaya pada dasarnya mengandung tuntunan. “Sehingga, seni budaya bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga menjadi tuntunan,” kata Siti Fauziah.
Sementara, Pemangku Adat Tangkas I Kadek Purnama dalam sambutannya menyampaikan bahwa Desa Tangkas ketika Gunung Agung yang meletus pada tahun 1963 hancur dan hilang dari muka bumi. Tetapi, dengan persatuan, masyarakat Desa Tangkas yang terdiri dari 6 Banjar Adat itu mampu membangun kembali desa seperti sekarang ini.
I Kadek juga merasa sangat terhormat dan mengucapkan terima kasih kepada MPR RI yang telah mengadakan pagelaran seni budaya di desa Tangkas. Ia pun berharap kepada seluruh penonton untuk dapat menjadikan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai tuntunan kehidupan sehari-hari.
Acara ini diramaikan oleh sejumlah penyanyi Bali serta lawak di antaranya Putri Bulan, Yan Srikandi, Golek, Topok, Sukama, dan Gek, yang terus menghibur masyarakat hingga penghujung acara. (*)