TEMPO.CO, Jakarta - Cendekiawan muslim Quraish Shihab memberikan pesan kepada Front Pembela Islam (FPI) yang turut bergabung dalam aksi 22 Mei 2019. Quraish mengatakan agar kelompok organisasi masyarakat, termasuk FPI, tetap mengingat arti berjihad.
Baca: Rusuh di Petamburan, Polisi Sebut Dibantu FPI Halau Massa
"Jihad itu dari segi bahasa berarti mengerahkan semua daya. Mengerahkan daya pikir, jihad. Fisik, jihad. Mengendalikan nafsu, jihad. Menulis, jihad. Semua arahnya untuk kebaikan," kata Quraish dalam jumpa pers Gerakan Suluh Kebangsaan di Jakarta, Kamis, 23 Mei 2019.
Bersama jajaran anggota Gerakan Suluh Kebangsaan dan ketuanya, Mahfud MD, Quraish mengatakan bahwa tidak ada tindakan berjihad untuk mencapai kebaikan kecuali hal itu dibenarkan. "Saya garis bawahi, kalau ada kebaikan yang melalui sesuatu yang buruk, hindari. Karena kita harus mendahulukan menghindarkan keburukan daripada memperoleh manfaat," kata Quraish.
Menurut Quraish, aksi massa yang menimbulkan aksi anarkis merupakan sebuah keburukan. Menurutnya hal ini sangat berbahaya jika kembali mengingat apa yang terjadi di Suriah.
"Selalu saya gambarkan seperti Suria. Benihnya itu kecil, sama dengan puntung rokok. Ini yang harus kita cegah. Jangan merokok dekat pom bensin. Jangan sampai ini (kerusuhan) terjadi. Karena kalau terjadi, kita tahu mulanya tapi kita tidak tahu akhirnya," kata Quraish.
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Mahfud MD juga mengatakan bahwa jihad tak memiliki arti kekerasan. "Jihad itu untuk bangun kemaslahatan. Tidak harus melakukan demo-demo untuk membunuh orang. Pengertian-pengertian itu yang selalu ingin kita masyarakatkan," kata Mahfud.
Baca: Dewan Pembina FPI: GNKR Sudah Menyatu Dengan PA 212
Aksi 22 Mei yang memprotes hasil pemilu 2019 diwarnai kericuhan. Aksi ini digelar untuk memprotes Bawaslu terhadap hasil pemilu yang dianggap diwarnai kecurangan. Pihak kepolisian menyatakan pelaku kerusuhan adalah massa yang berbeda dari peserta yang menggelat aksi di depan Bawaslu.
HALIDA BUNGA FISANDRA