TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku sampai saat ini belum ada pembahasan mengenai kabinet, pasca-penetapan hasil pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan paslon 01 Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: Minta Kursi Ketua MPR, Airlangga Bilang Jokowi Merespons Positif
Sejauh ini, ujar Airlangga, pertemuan antara ketua umum partai KIK dan Jokowi masih sebatas melaporkan kondisi perolehan partai dan mengucapkan selamat atas kemenangan Jokowi dengan perolehan 55,5 persen suara. Namun, menanggapi sejumlah partai yang sudah terang-terangan meminta jatah kursi menteri, ujar Airlangga, partainya tentu berharap kursi lebih banyak mengingat Golkar memperoleh kursi kedua terbanyak di DPR RI.
"Ya kalau Cak Imin minta 9 kursi, suara Golkar kan lebih tinggi dari PKB, jadi proporsional saja," ujar Airlangga Hartarto di kediaman Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Jakarta pada Rabu, 22 Mei 2019.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita yang turut mendampingi Airlangga saat itu pun menimpali bahwa Golkar berhak mendapatkan kursi lebih banyak. "Ya kalau PKB minta 9, kami berapa?," ujar Agus sambil tertawa.
Baca Juga:
Awalnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berharap partainya mendapatkan jatah 10 menteri di dalam kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia mengatakan ucapannya tersebut merupakan sebuah doa, sehingga tak boleh dilarang walaupun dia mengaku banyak yang marah ketika ia berharap mendapatkan 10 menteri di kabinet Jokowi. Akhirnya, Muhaimin menurunkan harapannya.
"Doanya sepuluh, kalau yang dapat sembilan ya Alhamdulillah," ujar dia dalam acara "Dialog Kebangsaan" di rumah dinas Wakil Ketua MPR RI, di Jalan Widya Chandra, Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2019.
Adapun Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani juga blak-blakan meminta jatah menteri lebih banyak dari periode sebelumnya, di kabinet periode pemerintahan Jokowi-Ma'ruf mendatang. "Kali ini saya berani mengatakan, kami ingin portofolio-nya bertambah (di kabinet)," ujar Arsul Sani di Posko Cemara, Jakarta pada Selasa, 21 Mei 2019.
Arsul mengatakan, kali ini partainya berani menuntut lebih banyak karena turut membantu upaya pemenangan Jokowi-Ma'ruf di pemilihan presiden 2019. "Kalau dulu, pada 2014 kan kami tak ikut lelah, sekarang kami ikut berkeringat dalam upaya pemenangan," ujar Arsul.
Baca juga: Golkar Incar Kursi Ketua MPR, Jokowi: Semua Menginginkan
Dua sumber Tempo yang mengetahui rencana penyusunan kabinet mengatakan mungkin komposisi kabinet tak berubah banyak dibanding periode pertama. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, sebagai pemenang pemilu legislatif, diperkirakan mendapat tujuh-delapan kursi menteri. Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa berpotensi mendapat empat-lima menteri. Sedangkan NasDem mendapat tiga-empat kursi dan Partai Persatuan Pembangunan beroleh satu-dua kursi.
Jumlah itu, menurut sumber yang sama, termasuk calon dari kalangan profesional. Pada 2014, partai tak hanya mengajukan kadernya, tapi juga nama dari kalangan profesional.