TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pakar Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) M. Nasser mengatakan bahwa kelelahan bukan menjadi penyebab utama kematian ratusan petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara). "Kelelahan tidak menjadi sebab utama meninggal, tapi bisa menjadi faktor pemicu," kata Nasser dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2019.
Baca juga: Petugas KPPS Meninggal, Moeldoko: Yang Bilang Diracun Sesat
Nasser mengatakan, saat muncul kabar petugas KPPS meninggal, pernyataan yang keluar pertama kali adalah karena kelelahan. Kemudian, IDI pun mengumpulkan anggotanya yang ahli saraf untuk mengungkap bagaimana hubungan antara kelelahan dengan stroke, penyakit yang kebanyakan menjadi penyebab meninggalnya petugas KPPS.
Nasser mengatakan, ahli pada umumnya menyampaikan bahwa kelelahan bukan lah penyebab utamanya. "Orang mungkin ada darah tinggi, selama ini tidak minum obat atau minum tapi tidak teratur, dengan kelelahan hipertensi bisa masuk. Kelelahan bisa jadi faktor pemicu, tapi tidak sebagai penyebab. Semua sepakat," ucapnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman sebelumnya menduga banyaknya laporan mengenai petugas pemilu yang meninggal disebabkan karena kelelahan. Menurutnya, petugas pemilu yang bekerja sebagai KPPS menanggung tugas yang banyak dan berat.
Arief mengatakan, jam kerja KPPS tidak menentu. Apalagi memasuki momen menjelang pemungutan dan penghitungan suara. Bahkan, ia menyebutkan, petugas KPPS bisa bekerja selama 24 jam.
Berdasarkan hasil audit medik yang dilakukan Kementerian Kesehatan, meninggalnya petugas KPPS sebanyak 51 persen karena kardiovaskuler, seperti jantung, stroke, dan hipertensi. Kematian tertinggi kedua adalah asma dan gagal pernapasan. Kemudian kematian tertinggi ketiga sebesar 9 persen karena kecelakaan. Sisanya akrena diabetes, gagal ginjal, dan liver.