TEMPO.CO, Jember - Wakil Bupati Jember A. Muqit Arief dan beberapa tokoh agama di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyerukan kedamaian dan persatuan dan menolak people power yang diserukan Amien Rais. "Wacana itu dalam konteks pemilu sangat tidak tepat, dan apabila terjadi berarti melanggar hukum," kata A. Muqit Arief di Jember, Kamis, 16/5.
Baca juga: Pendukung Prabowo di Malang Anggap Pemilu Sudah Selesai
Ia juga mengajak masyarakat Jember untuk mewujudkan kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia mengimbua masyarakat untuk mengabaikan jika ada yang mengajak melakukan sesuatu yang mendistorsi bangsa dan negara. "Kalau mengaku cinta NKRI tidak perlu ada people power.”
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember Abdullah Syamsul Arifin yang mengatakan people power tidak perlu dilakukan karena bisa memecah belah bangsa. “Selama ini proses demokrasi di Indonesia berjalan cukup baik,” kata dia.
Dia meminta semua pihak menghargai dan mengapresiasi jerih payah penyelenggara pemilu. Dan kalau kecurangan bisa disalurkan melalui jalur konstitusional seperti di Mahkamah Konstitusi.
Tokoh ulama Jember lainnya Umar Khotib juga berharap warga negara yang baik terutama yang muslim untuk menjaga persatuan dan kesatuan dengan menempatkan kerukunan. Kata dia ajakan people power harus dihindari. “Namun power of love yang diperbolehkan,” kata dia.
Tokoh agama lainnya Habib Husein juga meminta kepada masyarakat Jember agar tidak ikut serta dalam aksi people power yang dapat memicu kericuhan dan kekacauan. Apalagi, kata dia, saat ini momentum bulan Ramadhan 1440 Hijriah yang penuh berkah.
ANTARA