INFO JABAR-- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil berharap akhir tahun ini pengerjaan konstruksi proyek kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) sudah mendekati rampung sehingga target pengoperasian kereta cepat pada 2021 bisa tercapai.
Harapan itu disampaikan Ridwan saat menyaksikan detik-detik penembusan Terowongan Walini atau Walini Tunnel Breakthrough di Perkebunan Maswati, Desa Kanagasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 14 Mei 2019. Selain Ridwan, hadir dalam acara itu Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno.
Terowongan Walini sepanjang 608 meter ini merupakan terowongan pertama yang rampung dikerjakan dari 13 terowongan di sepanjang jalur KCJB. Ridwan mengatakan luar biasa atas rampungnya pengerjaan Terowongan Walini. Menurut dia, proyek kereta api cepat ini akan menjadi kebanggaan nasional. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, beroperasinya kereta cepat akan melahirkan kota-kota baru.
"Penduduk Jawa Barat ini hampir 50 juta. Dengan lahirnya kota- kota baru, akan menjadi titik pemerataan pertumbuhan,” ucapnya. Ia berharap kereta cepat ini bisa menjadi penghubung dengan daerah strategis lain yang pertumbuhan industrinya cepat.
Sementara Menteri Rini menargetkan akhir tahun ini pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung mencapai 59 persen. "Kalau sekarang sudah mencapai 17,5 persen, tujuh bulan lagi kami bisa targetkan sampai 59 persen karena kami harapkan sudah tidak ada kendala yang signifikan," ujarnya.
Rini memastikan pembebasan lahan sudah hampir 100 persen. Saat ini, kata dia, masih ada empat persen pembebasan lahan yang sedang dirampungkan. "Terkait dengan izin-izin, Gubernur Jawa Barat dan (Bupati) Bandung Barat semuanya sangat mendukung," tuturnya.
Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra menyampaikan apresiasi kepada para kontraktor atas keberhasilannya menembus Terowongan Walini. "Dengan demikian, kami meyakini titik-titik pembangunan lainnya akan segera rampung," tuturnya.
Terowongan Walini memiliki diameter dalam mencapai 12,6 meter serta diameter luar mencapai 14,3 meter. Chandra menjelaskan, tahap persiapan konstruksi terowongan itu dimulai sejak semester kedua pada 2017. "Dengan lahan seluas 1.278 hektare, Walini merupakan salah satu titik proyek kereta cepat yang diproyeksikan sebagai kawasan transit oriented development (TOD)," kata Chandra. (*)