TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean enggan mengomentari pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono yang mempersilakan partainya keluar dari koalisi pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ferdinand menilai Arief tak memiliki kapasitas untuk bicara perihal itu.
Baca: 3 Politikus Demokrat Minta Prabowo Jujur soal Bukti 62 Persen
"Pertanyaan pertama, Arief Poyuono itu siapa? Saya tidak melihat namanya ada di BPN. Kedua, dia masih diakui atau tidak sebagai Waketum Gerindra? Karena kalau dia memang di Gerindra masih jadi orang penting, menurut saya dia akan ada di BPN, ternyata kan tidak," kata Ferdinand ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 11 Mei 2019.
BPN yang dimaksud Ferdinand ialah Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ferdinand sendiri tergabung sebagai juru bicara yang dikoordinatori Dahnil Anzar Simanjuntak, dan anggota Direktorat Hukum dan Advokasi BPN yang dipimpin Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Ferdinand juga menyebut Arief Poyuono tak mempunyai kontribusi penting untuk pemenangan Prabowo-Sandiaga. Kata Ferdinand, Demokrat bahkan melakukan lebih banyak hal untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 02 ini. "Saya tidak melihat Arief Poyuono melakukan sesuatu yang produktif untuk pemenangan Prabowo-Sandi. Jadi sebaiknya tidak usah banyak omong lah," kata dia.
Berdasarkan alasan-alasan itu, Ferdinand menilai Arief tak perlu ditanggapi serius. Dia menyebut Arief Poyuono ibarat meriam bambu yang bersuara keras tapi sebenarnya tak memiliki pengaruh.
Ferdinand juga menegaskan Demokrat masih solid di koalisi Prabowo-Sandiaga hingga pilpres berakhir. Komitmen itu, kata dia, juga ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan yang Jumat malam kemarin hadir rapat sekjen di rumah Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Arief Poyuono sebelumnya mempersilakan Demokrat mundur dari koalisi Indonesia Adil Makmur pengusung Prabowo-Sandiaga. Arief juga menyebut elite Demokrat ibarat serangga undur-undur yang tak tegas sikapnya di dalam koalisi. Dia juga memprediksi Demokrat akan bernasib seperti tokoh Aswatama dalam cerita pewayangan.
Baca: Sekjen Gerindra dan Demokrat Bertemu, Tegaskan Masih Satu Koalisi
Setelah Perang Baratayuda usai, kata Arief, Aswatama ditolak di mana-mana. "Nanti juga oleh koalisi parpolnya Ibu Mega akan ditolak masuk koalisi dan enggak ada yang mau koalisi sama Demokrat tuh," kata Arief kepada wartawan, Jumat, 10 Mei 2019.
Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade enggan mengomentari pernyataan koleganya terkait koalisi dengan Demokrat. Andre hanya berujar, komunikasi di level sekjen hingga saat ini menunjukkan Demokrat masih berada di koalisi Prabowo-Sandiaga. "Yang kami pegang omongannya Bang Hinca. Koalisi solid," kata dia.