TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar, mengatakan sindiran Kivlan Zen terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak sesuai etika keprajuritan.
Baca juga: Andi Arief Ungkit Bisnis Massa Kivlan Zen Lewat PAM Swakarsa
"Pak SBY walaupun bagaimana, beliau mantan presiden dua periode. Tidak bisa dong dicaci maki seperti itu. Menurut saya, etika keprajuritan tidak mengizinkan. Apalagi sama-sama tentara. Dan SBY adalah jenderal bintang 4, dia adalah presiden," kata Agum di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Jumat, 10 Mei 2019.
Agum pun menyampaikan permintaan maaf atas Kivlan Zen. Sebab, ia menganggap Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu merupakan temannya. Ia mengatakan tidak sepatutnya Kivlan berkata kasar terhadap SBY. "Jadi menurut saya tolong deh kepada mereka-mereka yang tidak puas dengan keadaan yang dihadapi mereka. Jangan kemudian pelampiasannya dengan cara-cara yang di luar etika," katanya.
Sebelumnya, Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal (Purnawirawan) Kivlan Zen menyindir mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan politikus Partai Demokrat Andi Arief.
Sindiran Kivlan Zen terkait cuitan Andi di akun twitternya yang menyebut bahwa ada setan gundul yang memberi informasi sesat Prabowo Subianto memenangi Pemilihan Presiden. Sehingga calon presiden nomor urut 02 itu bersujud syukur pada 17 April sore.
Baca juga: Kivlan Zen Serang SBY, Politikus Demokrat: Jangan Menuding-nuding
"Justru dia yang setan gundul. Andi Arief itu setan gundul, dia yang setan. Masak kami dibilang setan gundul. Orang Demokrat enggak jelas kelaminnya. Susilo Bambang Yudhoyono enggak jelas kelaminnya, dia mau mencopot Prabowo supaya jangan menjadi calon presiden dengan gayanya segala macam," kata Kivlan saat diwawancarai awak media di sela aksi unjuk rasa ratusan orang di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Kamis, 9 Mei 2019.