TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Divisi Bidang Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean membalas sindiran mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) licik. Menurut Ferdinand justru SBY yang menyelamatkan dan paling keras berupaya memenangkan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
“Pak Kivlan, mohon maaf senior, tidak usah menuding-nuding apalagi menempatkan Pak SBY sebagai yang tidak ingin Prabowo menang. Justru Pak SBY itu paling keras menyelematkan dan membuat Prabowo menang di Pilpres ini,” ujar Ferdinand saat dihubungi, Kamis, 9 Mei 2019.
Baca: Unjuk Rasa di Bawaslu, Kivlan Zen Sindir Sikap SBY dan Andi Arief
Sebelumnya, di sela-sela berdemonstrasi di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kivlan di depan awak media menyindir cuitan Andi Arief yang menyebut bahwa ada setan gundul yang memberi informasi sesat Prabowo menang pemilu presiden 62 persen. Sehingga calon presiden nomor urut 02 itu bersujud syukur pada 17 April sore.
"Justru dia yang setan gundul. Andi Arief itu setan gundul, dia yang setan. Masak kita dibilang setan gundul. Orang Demokrat nggak jelas kelaminnya. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nggak jelas kelaminnya, dia mau mencopot Prabowo supaya jangan jadi calon presiden dengan gayanya segala macam," ucap Kivlan.
Tak usai sampai di situ, Kivlan menyebut SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat orang yang licik. "Saya tahu sifatnya, mereka ini saling bersaing antara Prabowo dan SBY. Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden, dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya licik," tuturnya.
Simak: Kata Demokrat Soal Sindiran Kivlan Zen kepada SBY dan Andi Arief
Ferdinand menilai Kivlan terlalu berlebihan menyebut ketua umum partainya licik dan tak ingin melihat Prabowo menang. Menurutnya, justru Prabowo yang tidak melakukan arahan dan masukan dari SBY.
Prabowo, kata Ferdinand, justru lebih banyak melakukan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri. Termasuk menyerang SBY. Ia menyarankan pada Kivlan Zen untuk tidak banyak bicara karena bisa berdampak buruk bagi Prabowo. “Sebaiknya Pak Kivlan tidak usah terlalu banyak bicara yang tidak produktif, yang justru kontraproduktif terhadap kemenangan Pak Prabowo,” ujarnya.
FIKRI ARIGI | HALIDA BUNGA FISANDRA