TEMPO.CO, Jakarta - Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sumringah setelah pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Mei 2019. Mengenakan batik lengan panjang bercorak hitam, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat yang datang seorang diri itu banyak tersenyum saat berbincang dengan wartawan.
Baca juga: AHY Sebut Berbincang dengan Jokowi Kondisi Setelah Pemilu
AHY mengaku datang diundang Jokowi melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno. "Tiga hari yang lalu menanyakan, apakah saya berada di Jakarta pada Kamis ini, dan insya Allah saya sampaikan ke Pak Praktikno saya ada di Jakarta," kata AHY yang didampingi Pratikno.
AHY mengatakan bahwa ia bersyukur bisa bertemu Jokowi, karena sudah lama tak bersilaturahmi.
Menurut AHY, pembicaraan dengan Jokowi yang berlangsung sekitar 30 menit itu juga turut menyinggung kondisi politik terkini pascapencoblosan. Ia berharap semua pihak bisa bersabar dan tenang melihat situasi penghitungan suara.
AHY mengatakan bahwa sikap terbaik adalah menunggu sampai penghitungan berakhir dan diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum. Sebab, bersabar merupakan bentuk apresiasi terhadap penyelenggara pemilu yang banyak menjadi korban karena kelelahan.
"Mudah-mudahan paling akhir nanti 22 Mei, kita semua sudah bisa menerima apapun hasil yang akan dijelaskan KPU nanti," ujarnya.
Pada kesempatan itu AHY juga menyampaikan salam dari ayahnya yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
"Saya menyampaikan salam hormat dari Pak SBY dan Ibu Ani," kata AHY.
Pertemuan AHY dan Jokowi itu memberi sinyal Partai Demokrat yang selama ini berada berseberangan dengan Jokowi segera dirangkul kubu inkumben.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui adanya upaya merangkul Partai Demokrat. "Ya sepertinya yang terlihat seperti itu," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.
Jokowi diperkirakan akan kembali memimpin Indonesia setelah lewat hitung cepat ia dan pasangannya Ma'ruf Amin unggul dari pasangan Prabowo - Sandiaga. Dalam real count KPU yang ditayangkan di laman penyelenggara pemilu itu pada pagi ini pasangan Jokowi - Ma'ruf sudah meraup 55,93 persen. Adapun Prabowo - Sandiaga sebesar 44,07 persen.
Moeldoko mengatakan prinsip pemerintahan yang efektif adalah mencari teman sebanyak mungkin.
"Sebanyak mungkin koalisi yang semakin kuat. Politik sangat dinamis. Dalam 5 menit terakhir bisa berubah sangat cepat, bisa saja yang berada di sana berada di sini. Sangat dinamis," ujarnya.
Menurut Moeldoko, pemerintah selalu menyambut baik jika ada partai oposisi yang merapat ke pemerintah. Namun dengan pertimbangan bisa diterima oleh partai yang sejak awal berkoalisi.
Baca juga: AHY Ketemu Jokowi, Sandiaga: Koalisi Solid, Fight Till The End
"Tapi sekali lagi perlu dicari jalan yang terbaik bagaimana membangun koalisi yang semua pihak menerima dan pemerintah menjadi sangat efektif," ucapnya.
Bagi koalisi Prabowo, pertemuan AHY dan Jokowi hanya dianggap silaturahmi biasa saja. "Khusnudzon saya, itu pertemuan silaturahmi," kata Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Mei 2019.
Sandiaga enggan menanggapi perihal kemungkinan Demokrat merapat ke koalisi Jokowi.
Sandiaga juga meyakini koalisi pengusung dirinya dan Prabowo Subianto di pemilihan presiden 2019 masih solid. Koalisi ini, yang diberi nama Indonesia Adil Makmur, terdiri dari Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, dan didukung Partai Berkarya.
"Saya meyakini Demokrat, PAN, Berkarya, dan Gerindra solid," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Sembari berjalan menuju mobilnya, Sandiaga lagi-lagi mengatakan optimistis koalisinya solid. Sesudah duduk di mobil, dia mengepalkan tangan sembari berkata "fight till the end" sambil tersenyum lebar.
Keyakinan yang sama ditegaskan Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak. Ia mengaku berprasangka baik menyikapi pertemuan AHY dengan Presiden Joko Widodo. Dahnil menilai kedatangan AHY ke Istana Negara adalah bentuk etika memenuhi undangan.
"Mas AHY diundang Pak Jokowi. Etika kalau diundang, fardhu ain untuk hadir memenuhi undangan," kata Dahnil melalui pesan singkat, Kamis malam, 2 Mei 2019.
Dahnil mengatakan BPN Prabowo - Sandiaga percaya dengan komitmen Partai Demokrat di dalam koalisi. Di pemilihan presiden 2019 ini, Demokrat mengusung Prabowo-Sandiaga bersama Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Berkarya.
Baca juga: Kubu Prabowo Berprasangka Baik Soal AHY Ketemu Jokowi
"Kami percaya penuh dengan Demokrat. Kami sangat percaya dengan mitra koalisi kami," kata Dahnil.
Adapun politikus Partai Demokrat Andi Arief seusai pertemuan AHY dengan Jokowi sempat mencuit soal rencana pertemuan SBY dan Prabowo. "Dua hari yang lalu Pak Prabowo menyampaikan bahwa besok beliau akan menjenguk Ibu Ani di Singapura. Tentu bersilaturahmi juga dengan Pak SBY," cuitnya lewat akun Twitter pada 2 Mei 2019.
FRISKI RIANA|BUDIARTI UTAMI