"Hasil hitung cepat ini dari pemilu ke pemilu selalu akurat, karena didasarkan pada metodologi ilmiah. Kalaupun ada pergeseran, tidak akan lebih dari satu persen," kata Usman menegaskan.
Hasil hitung riil atau real count yang dilakukan KPU hingga Selasa, 30 April 2019 sekitar pukul 14:33 WIB, sudah menginput data hingga 55,80 persen. Hasil sementara, pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin memperoleh suara 58,18 persen. Pasangan Prabowo - Sandiaga memperoleh suara 43,82 persen.
Usman mengatakan, input data di atas 50 persen itu sudah stabil dan kalaupaun ada pergeseran perolehan suara, tidak akan lebih dari satu persen. "Dari hitungan quick count dan real count sudah hampir pasti Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin yang memenangkan Pilpres 2019," katanya.
Usman menambahkan, pengumuman perolehan suara resmi yang akan disampaikan KPU pada 22 Mei mendatang, sepertinya tinggal pengesahan saja. Karena itulah Usman mengimbau semua pihak berjiwa besar mengakui kemenangan pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin.
Tradisi mengakui kemenangan kompetitor ini sudah biasa dilakukan di Indonesia pada pemilihan sebelumnya. Usman menyebut, pada Pilkada DKI Jakarta pada 2013 calon gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo atau Foke langsung mengakui kemenangan calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berdasarkan hasil hitungan quick count.
"Setelah quick count dihitung, pada hari kedua setelah pilkada, Pak Foke langsung mengucapkan selamat kepada Pak Jokowi," kata Usman yang juga mencontohkan Pilkada DKI Jakarta 2017. Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kata dia, langsung mengucapkan selamat kepada Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, begitu quick count memperlihatkan hasil penghitungan cepatnya.
ANTARA
Catatan:
Artikel ini telah mengalami perbaikan isi pada Kamis, 2 Mei 2019, dengan menambahkan keterangan dari pihak calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo - Ma'ruf Amin.