TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, memperingatkan awak media yang datang meliput Hari Buruh di Tennis Indoor Senayan, untuk berhati-hati. Prabowo menyampaikan itu ketika berorasi di hadapan ribuan buruh yang hadir dalam peringatan May Day di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu, 1 Mei 2019.
Baca: Prabowo Bandingkan Aturan Berdemokrasi dengan Sepak Bola Kampung
"Para media, hati-hati, kami mencatat kelakuan-kelakuanmu satu-satu. Kami bukan kambing-kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau ya," kata Prabowo.
Prabowo mulanya bertanya kepada ribuan buruh, apakah mereka berharap ia bicara apa adanya atau yang manis. Prabowo juga memberikan pilihan kepada para buruh, apakah ia harus bicara normatif atau apa adanya. Para buruh pun konsisten menjawab apa adanya. "Itu banyak teve ya? Entah ditayangkan (atau) enggak, ditayangkan juga enggak tahu," kata dia.
Setelah itu, Prabowo menuturkan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Ia mengatakan telah menerima sejumlah laporan yang telah menyakiti hati dan akal sehat masyarakat. Ia lantas mengutip pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln, yang berbunyi: You can fool some of the people all of the time.
"Kamu bisa menipu sebagian rakyat seringkali atau selamanya atau seluruh rakyat sekali-sekali. But you can not fool all of the people all of the time. Kau tidak bisa membohongi seluruh rakyat setiap saat," katanya.
Menurut mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu, ada saatnya rakyat mengerti, sadar, dan mengatakan cukup untuk kebohongan, kecurangan, dan maling-maling yang berkuasa. "Cukup sudah rakyat Indonesia dikorbankan, cukup sudah harta kekayaan bangsa Indonesia diambil. Cukup sudah penindasan terhadap rakyat. Cukup, cukup," kata Prabowo dengan nada tinggi.
Baca: Hadiri Perayaan Hari Buruh, Prabowo Bacakan 3 Pantun Ini
Prabowo melanjutkan orasinya, namun kalimatnya berhenti ketika melihat para awak media, termasuk jurnalis teve, yang sedang merekamnya. "Kalau kau tidak mengerti kata cukup... Iya itu media-media juga gue salut lu masih berani ke sini, akan tercatat dalam sejarah. Hei media-media kau ikut merusak demokrasi di Indonesia," katanya.