TEMPO.CO, Jakarta - Pengamanan penghitungan suarapascapemilu di Distrik Alama, Papua terus dilakukan untuk mengantisipasi serangan oleh kelompok bersenjata. Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Asep Budi Saputra mengungkapkan pengamanan terus dilakukan karena adanya kemungkinan serangan kembali oleh kelompok bersenjata. “Ancaman masih memungkinan terjadi kembali,” ujar Asep saat dikonfirmasi, Senin, 29 April 2019.
Meski sempat terjadi serangan dari kelompok bersenjata, pemilu di Timika secara umum berjalan dengan aman dan kondusif. Serangan dari kelompok bersenjata, kata Asep, tidak memberikan gangguan terhadap penyelenggaraan pemilu di Timika, Papua.
Baca: Kapolda Papua Sebut Ada 3 Kasus Menonjol Selama Pemilu
Sebelumnya, kelompok bersenjata menyerang personel TNI-Polri yang membawa logistik pemilu pada 18 April 2019. Sempat terjadi kontak senjata, distribusi 80 kotak suara terganggu dan akhirnya diputuskan untuk tetap diletakkan di Alama. TNI-Polri pun terus mengawal ketat proses perhitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Keputusan untuk tidak membawa 80 kotak suara itu adalah hasil diskusi antara Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto, KPU, dan Bawaslu Mimika.
Baca: Hitung Manual KPU 49,91 Persen: Jokowi Unggul 9,4 Juta Suara
Sedangkan logistik yang didistibusikan hanya formulir C1 plano adalah hasil rekapitulasi suara pemilu seluruh TPS Distrik Alama, pada 19 April lalu. Kini proses rekapitulasi penghitungan suara sedang berlangsung di Gedung Eme Neme Yauware, Papua.