INFO NASIONAL -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung penuh santri penghafal Al-Quran. Sebab, hal itu sejalan dengan salah satu program Jawa Barat Juara Lahir Batin, yakni One Village One Hafidz atau Satu Desa, Satu Penghafal Al-Quran.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyatakan hal itu saat membuka wisuda akbar Penghafal Al-Quran se-Priangan Timur Forum Huffazhil Quran (FHQ) di Gedung Islamic Center, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu, 28 April 2019.
Sebanyak 3.000 santri penghafal Al-Quran menjadi wisudawan setelah melalui tahapan tes seperti munaqosah tahfizul Al-Quran, simaan, serta tahapan tes lainnya. Adapun santri yang lulus dan diwisuda ini hafal minimal satu sampai 30 juz Al-Quran. “Semua santri yang diwisuda merupakan kebanggaan Jawa Barat,” kata Uu dalam acara tersebut.
Menurut dia, pemerintah Provinsi Jawa Barat akan segera menerbitkan peraturan daerah pesantren untuk menjamin operasional pesantren juga kesejahteraan para pengajarnya dalam sebuah payung hukum. Melalui peraturan daerah pesantren pertama di Indonesia itu, para santri dapat menikmati dana bantuan operasional sekolah (BOS), beasiswa dari pemerintah, atau jenis bantuan lainnya.
Pada tahap awal program Satu Desa Satu Hafidz, pemerintah provinsi menargetkan mencetak 5.000 penghafal Al-Quran. Dengan semakin banyak anak muda yang hafal Al-Quran, Uu berharap Jawa Barat semakin diberkahi, subur, makmur, adil, juga aman.
Menyongsong revolusi industri 4.0, Uu juga berharap pesantren bisa menjadi sarana pengembangan sumber daya manusia, terutama generasi muda yang berdaya saing. Pesantren tak lagi sekadar tempat memperdalam ilmu agama, tapi juga lembaga pendidikan yang memberdayakan umat.
"Santri-santri semua jangan sampai ketinggalan, jangan gaptek. Mudah-mudahan santri bisa hadir menjadi orang hebat berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Khoirunnas anfa'uhum linnas," ucapnya.
Kepala Seksi Pendidikan Al-Quran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Nur Mauludin mengapresiasi keuletan para santri menghafal kalam Allah SWT di tengah berbagai pengaruh negatif Internet dan gawai. “Para santri ini merupakan generasi rabani, generasi penjaga Al-Quran di era milenial,” tutur Nur.
Sementara itu Ketua Forum Huffazhil Quran (FHQ) Tasikmalaya Agus Yosef Abdullah mengatakan wisudawan yang hafal sampai 30 juz akan mendapat hadiah umrah ke Tanah Suci. Wisuda tahun ini merupakan yang kedua. Tahun lalu, pesantren hanya diikuti 1.200 peserta tingkat sekolah dasar dari 18 kecamatan kabupaten/kota di Tasikmalaya.
"Kami menjadi bagian menyukseskan program Satu Desa Satu Hafidz. Kami sukseskan, kami bersemangat memperjuangkan para penghafal Al-Quran," ujarnya. (*)