TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin mengemukakan ada tiga kasus menonjol selama pelaksanaan pemilu presiden dan legislatif di daerah itu.
Baca juga: Pencoblosan Pemilu 2019 di Papua Tertunda, KPU Ungkap Kendalanya
"Saya pastikan ada tiga kasus menonjol yang terjadi selama pemilu yaitu pembakaran Kantor Distrik di Tolikara, perkelahian calon legislatif dan terakhir keterlambatan melaksanakan pemilu di Kota Jayapura," katanya dalam sambutan di hadapan jemaat GKI Pniel Kotaraja, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, Ahad, 28 April 2019.
Menurut dia, kasus tersebut telah menjadi perhatian dari pihaknya dan juga para penyelenggara untuk segera ditangani dengan harapan agar warga tidak ikut terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar.
"Saya berharap seluruh jemaat GKI Pneil jangan terlibat dalam penyebar hoaks, imbauan saya jadilah umat yang baik dan jadilah garam dalam terangnya dunia," katanya.
Pada momentum itu, mantan Kadiv Propam Mabes Polri itu didampingi Ny Risma Martuani, Kasat Brimob Polda Papua Kombes Pol Jeremias Rontini dan Kapolsekta Abepura AKP Clif Duwith. Ia mengikuti ibadah yang dipimpin oleh Pdt Johanis R Leleuly untuk menyampaikan permohonan diri dalam melaksanakan tugas di Papua dan dalam pekan depan akan dilakukan serah terima jabatan Kapolda Papua.
"Pengabdian saya di tanah Papua ini kurang lebih 8 bulan, saya akan digantikan oleh Bapak Kapolda Papua Barat, Pak Albert Rodja. Saya baru pertama kali beribadah di tempat ini dan mungkin untuk terakhir kalinya juga. Bapak, ibu yang saya kasihi bukan saya tidak mau mampir ke sini namun kehadiran saya di tempat lain lebih bermanfaat, saya mengunjungi saudara-saudara kita di Jayapura dengan kasih," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan puncak dari segala kegiatan Pilpres dan Pileg 2019 kontestasinya ada di Jakarta. Yang terlibat dalam kontestasi ini ada yang menerima dan ada menolak dengan segala dinamika.
"Berbagai ancaman sudah ditebar, berbagai penciptaan kondisikan sudah dilakukan, untuk itulah saya dibutuhkan di Jakarta. Atas bantuan bapak ibu sekalian, doa para tokoh rangkaian pemilu di tanah Papua berjalan aman dan tertib walaupun masih ada kelemahan-kelemahan seperti viral di medsos itu adalah hoaks," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tantangan terbesar di Papua adalah masalah-masalah sosial diantaranya narkotika dan minuman keras.
Baca juga: KPU Sebut Partisipasi Pemilu 2019 Capai 77,5 Persen
"Inilah pembunuh generasi Papua ke depan. Selain itu ada juga masalah penyakit AIDS dan permasalahan rumah tangga yang belum diberkati di gereja. Bapak ibu sekalian kehadiran saya di sini untuk memberikan semangat dan motivasi kita semua," katanya.
Martuani pun mengucapkan terima kasih dan memohon doa restu kepada jamaat gereja itu untuk melaksanakan serah terima di Jakarta. "Menjadi kehormatan dan kebanggaan saya tugas dan mengabdi di tanah besar ini dan saya telah memberikan yang terbaik untuk seluruh tanah Papua tercinta," katanya lagi.