TEMPO.CO, Bogor - Kesibukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi semakin padat sekitar delapan bulan terakhir. Selain menjalani tugas sebagai kepala negara, Jokowi juga hilir mudik ke berbagai daerah di Indonesia untuk kampanye Pemilihan Presiden 2019.
Jokowi menyebut Pemilihan Umum 2019 sebagai pemilu yang melelahkan. "Meski saya tidak lelah, tapi melelahkan semua," ujarnya kepada Tempo di ruang kerjanya di Istana Bogor, Jumat, 26 April 2017. Termasuk masyarakat.
Baca: Tak Puas Perolehan Suara Pilpres, Jokowi: Di Bawah Target Kami
Apakah kampanye yang melelahkan banyak orang itu mempengaruhi berat badan Jokowi? Jokowi mengatakan bobotnya stabil. Kalau pun ada perubahan, tidak signifikan. "Kadang naik sekilo, turun sekilo, ha-ha-ha…" kata dia.
Berat badan Presiden Jokowi stabil pada kisaran 56-57 kilogram. "Segitu-segitu saja," ujarnya.
Baca: Sandiaga Setuju Jokowi dan Prabowo Bertemu Sebelum 22 Mei
Dengan tinggi di atas rata-rata laki-laki Indonesia, 175 sentimeter, berdasarkan indeks massa tubuh, Jokowi tergolong kurus. Namun, meski beratnya di bawah rata-rata, berat 56-57 kilogram itu sudah termasuk bagus. Sebab, pada 2012, berat badan Jokowi hanya 52 kilogram.