INFO JABAR-- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil mendorong majalah mingguan berbahasa Sunda tertua di Indonesia, Mangle, hadir dalam bentuk digital. "Bagaimana caranya budaya Sunda bisa menjadi referensi generasi milenial dan generasi Z. Usulan saya majalah Mangle ada versi digitalnya," katanya setelah meresmikan kantor baru Mangle di Jalan Pangkur Nomor 20, Turangga, Bandung, Kamis, 25 April 2019.
Ridwan menegaskan hadirnya Mangle dalam versi digital bisa menumbuhkan budaya literasi masyarakat yang saat ini masih rendah, terlebih yang dibacanya adalah ragam budaya Sunda yang secara tidak langsung berarti melestarikan budaya. "Indeks membaca kita masih rendah. Karena itu, Mangle harus populer di generasi milenial dan generasi Z serta penting juga untuk pengajaran bahasa Sunda dan pelestarian budaya," ujarnya.
Untuk membantu Mangle tetap bertahan, Ridwan akan menginstruksikan semua pemerintah kota/kabupaten untuk berlangganan majalah ini. Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan mengusahakan agar majalah ini bisa sampai ke SMA dan SMK. "Saya sudah mewajibkan ke sekolah untuk langganan Mangle serta ke para kepala daerah dan dinas-dinas agar Mangle terus bertahan," ucapnya.
Kantor redaksi Mangle sempat beberapa kali pindah sebelum akhirnya menetap di Jalan Pangkur kawasan Turangga. Dalam peresmian kantor tersebut, hadir para budayawan, seniman, tokoh Sunda, juga akademikus.
Mangle berdiri pada 1957 di Bogor. Menurut Pemimpin Umum Mangle Uu Rukmana ada dua majalah berbahasa daerah yang berusia tua di Indonesia, yaitu Mangle dan Joyoboyo di Jawa Timur. "Mangle adalah majalah berbahasa Sunda tertua di Indonesia. Hanya ada dua majalah yang diberi penghargaan oleh Presiden, yaitu Mangle dan majalah Joyoboyo dari Jawa Timur. Namun Joyoboyo usianya baru 40 tahun, Mangle sudah 62 tahun," ucap Uu.
Uu menjelaskan, dulu oplah Mangle pernah mencapai puluhan ribu, kini menurun menjadi 3,000 eksemplar. Ia meyakini Mangle akan bisa bertahan hingga usia seratus tahun karena mendapat dukungan dari berbagai pihak. "Mangle tidak akan hilang walau zaman berubah. Sebab, harta budaya Sunda yang paling berharga adalah bahasa. Hilang bahasanya, hilang pula bangsanya," tuturnya.
Kantor baru Mangle juga cukup luas. Terdapat ruang untuk latihan pencak silat, jaipong, gamelan, dan tembang. "Jadi kantor ini akan digunakan juga untuk menghidupkan seni budaya Sunda," ujar Uu.(*)