TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, mengatakan turunnya perolehan suara Partai Demokrat di Pemilihan Imum 2019 karena popularitas Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY berkurang. Padahal, kata dia, SBY bisa dibilang sebagai faktor tunggal terhadap perolehan suara Demokrat.
Baca juga: Soal Instruksi SBY, Demokrat Bantah Tarik Diri dari BPN Prabowo
"Melihat sejarah Partai Demokrat, Demokrat ini kan partai SBY. Didirikan dan besar karena faktor SBY," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 19 April 2019.
Merujuk hasil hitung cepat Indo Barometer, pada tahun ini suara yang diperoleh Partai Demokrat sekitar 7,63 persen. Angka ini menunjukkan perolehan suara Demokrat turun dibandingkan pemilu sebelumnya, yakni 10,9 persen.
Menurut Qodari, hal sama terjadi pada Pemilu 2014. Saat itu suara Demokrat terjun dari 20,85 persen menjadi 10,9 persen. Selain faktor badai korupsi, kata dia, anjloknya suara Demokrat ketika itu dipengaruhi oleh SBY yang tidak bisa maju di pemilihan presiden sehingga tidak menjadi magnet elektoral.
"Hasil hitung cepat kemarin (Pemilu 2019) semakin menunjukkan menurunnya popularitas SBY. Pamornya pelan-pelan makin turun," tuturnya.
Baca: 4 Poin Instruksi SBY kepada Petinggi Partai Demokrat
Selain itu, kata Qodari, sosok Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY belum mampu menggantikan pamor SBY. Fakta tidak ada calon presiden yang menggandeng putra sulung SBY itu menandakan popularitas AHY kurang menggoda. "Pergantian tongkat estafet dari SBY ke AHY belum berjalan mulus," ujarnya