TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan tak hadir pada acara pidato kebangsaan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Dyandra Surabaya Jumat, 12 April 2019 karena sedang menjenguk ibundanya, Ani Yudhoyono, di Singapura.
Baca: AHY: Demokrat Harus Menang Pileg 2019, Agar Ikut Pilpres 2024
Menurut putra sulung Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, ia menemani Ani Yudhoyono karena ada penjelasan dari dokter yang merawat terkait perkembangan kesehatan ibunya.
"Saya mewakili keluarga yang harus hadir di sana (Singapura). Oleh karena itu saya tidak bisa menghadiri undangan pidato kebangsaan Pak Prabowo," kata AHY usai menyampaikan pidato politik berjudul Indonesia untuk Semua di Gedung DBL Arena Surabaya, Sabtu, 13 April 2019.
AHY tak ingin memperpanjang polemik soal ketidakhadirannya di pidato kebangsaan Prabowo. Sebab, menurut AHY, ia telah beberapa kali kampanye bersama di sejumlah daerah bersama mantan Panglima Kostrad itu.
AHY bahkan mengaku beberapa kali ditawari Prabowo sebagai menteri jika Calon Presiden 02 ini memenangi Pilpres 2019. AHY bersyukur ditawari kursi menteri karena dinilai memiliki kepantasan mengemban tugas kabinet.
Namun, AHY belum memikirkan tawaran itu karena masih ingin berkonsentrasi kampanye untuk Partai Demokrat pada hari-hari terakhir masa kampanye terbuka. "Menjelang 17 April ini lebih baik tak bicara soal menteri deh, karena pemilunya belum dilakukan dan pemenangnya belum tahu. Saya pikir tak elok ya, masyarakat juga melihat para elite berdiskusi hal-hal pragmatis, bagi-bagi jatah menteri dan lain sebagainya," kata dia.
Simak juga: Prabowo Sebut Zaman SBY Tak Pernah Dipersulit Petahana
Sementara itu dalam pidato politik yang dihadiri ribuan kader Demokrat, AHY menjelaskan soal tiga poin. Yakni komitmen Demokrat meredam polarisasi, ajakan merekatkan kembali persaudaraan pascapemilu dan harapan Demokrat menatap masa depan NKRI. Kegiatan itu dihadiri oleh beberapa tokoh elite Demokrat, di antaranya Syarief Hasan, Amir Syamsuddin, Nachrowi Ramli, Andi Malaranggeng dan Soekarwo.