TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi kasus penyerangan kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Jokowi menyerahkan penyelesaian kasus itu kepada Tim Gabungan yang sebelumnya telah dibentuk.
Baca: Tuntutan Demo Tandingan 2 Tahun Novel Baswedan Dianggap Tak Jelas
"Tanyakan pada mereka hasilnya seperti apa. Kejar mereka, hasilnya seperti apa. Jangan dikembalikan ke saya lagi. Apa gunanya sudah dibentuk tim gabungan seperti itu," kata Jokowi saat ditemui usai kampanye pencalonan presiden, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 12 April 2019.
Tim gabungan ini kata Jokowi diisi oleh berbagai lembaga terkait seperti Polri, Ombudsman, juga dari KPK sendiri. "Tanyakan ke mereka. Belum ditanyakan ke sana, (sudah) ditanyakan ke saya," kata dia.
Sudah dua tahun berlalu sejak Novel Baswedan diserang oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Penyerangan ini terjadi setelah penyidik senior KPK ini pulang Salat Subuh di dekat rumahnya. Si penyerang menyiramkan air keras ke wajah Novel. Namun, hingga kini, polisi belum menangkap pelaku.
Koalisi masyarakat sipil yang banyak bersuara melawan korupsi tak berhenti menyindir polisi dan pemerintah yang gagal menangkap pelaku teror. Pada Kamis, 11 April 2019, ICW dan berbagai lembaga masyarakat sipil mendatangi kantor KPK menyelenggarakan panggung rakyat, orasi, dan deklarasi antikorupsi di lobi KPK.
Simak juga: Panggung Rakyat untuk Peringati 2 Tahun Teror Novel Baswedan
Selain dihadiri Novel Baswedan, acara itu juga diisi oleh musikus, gerakan mahasiswa, serikat buruh, dan banyak pendukung KPK lain.