Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lembaga Swadaya Upayakan Hunian Sementara di Palu Ramah Anak

image-gnews
Pekerja menyelesaikan pembangunan Hunian Sementara (Huntara) untuk pengungsi bencana di Kelurahan Palupi Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggenjot penyelesaian pembangunan Huntara tersebut karena hingga akhir Desember 2018 baru sekitar 30 persen Huntara yang siap ditempati dari target 1.200 unit yang seharusnya sudah dihuni. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Pekerja menyelesaikan pembangunan Hunian Sementara (Huntara) untuk pengungsi bencana di Kelurahan Palupi Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggenjot penyelesaian pembangunan Huntara tersebut karena hingga akhir Desember 2018 baru sekitar 30 persen Huntara yang siap ditempati dari target 1.200 unit yang seharusnya sudah dihuni. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Iklan

TEMPO.CO, Palu - Aktivis hak anak-anak dari lembaga swadaya masyarakat Save The Children Indonesia, Hamid Rosianto, menilai pendirian hunian sementara atau huntara di wilayah bencana seperti Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah, berpotensi memunculkan persoalan. Masalah ini, kata dia, salah satunya bisa mempengaruhi tumbuh kembang bagi anak-anak di lokasi bencana.

Baca: PUPR: 699 Huntara untuk Korban Bencana Palu Rampung Februari 2019

Aktivis yang kini bertugas sebagai Field Program Operation Director di wilayah terdampak bencana tersebut  mengatakan, penting masyarakat menyadari perlunya perlindungan terhadap anak. “Kami menciptakan program berbasis lingkungan ramah anak, yang bisa dilakukan masyarakat,” kata Hamid kepada Tempo pada Jumat, 22 Maret 2019.

Program yang ditawarkan Save The Children, utamanya diberikan kepada para orang tua.  “Warga di sana memang harus menyadari bahwa perlindungan terhadap anak dan keluarga harus bermula dari masyarakat sendiri.”

Hamid menyebut, lingkungan hunian sementara sangat mungkin tak ramah anak di areal bencana. Sebab, korban yang menempati hunian baru dan sifatnya sementara, satu sama lain awalnya tidak saling mengenal. Mereka dikumpulkan dalam suatu tempat, yang sebelumnya juga tidak mengetahui latar belakang masing-masing. Orang tua, kata Hamid, selain membangun hubungan baik dengan sesama pengungsi juga mengawasi anak-anak mereka.

Menurut Hamid, fasilitas pendidikan pun membutuhkan perhatian ekstra dari segi kualitasnya. Saat ini, kata dia, sarana pendidikan masih sangat terbatas. Anak-anak yang berada di areal pengungsian terpaksa bersekolah di tenda-tenda. Walaupun kondisinya belum ideal, kata Hamid, anak-anak tetap memerlukan pendidikan yang baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Jadi sekarang guru-guru dilatih bagaimana menerapkan kurikulum di lokasi tanggap darurat. Modul seperti apa yang cocok untuk disampaikan kepada anak-anak didik di lokasi bencana,” kata Hamid.

Bencana di Palu terjadi pada 28 September 2018. Saat itu gelombang tsunami menerjang kawasan Palu, Sigi dan Doongala. Selain tsunami juga terjadi likuifaksi atau pergerakan tanah, yang menelan bangunan rumah penduduk. Peristiwa memilukan ini mengakibatkan ribuan korban jiwa dan lebih dari 50 ribu orang tinggal di pengungsian.

Simak juga: NASA: Langka, Gempa Palu Sangat Cepat

Berdasarkan data di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 20 Maret 2019, di Kota Palu telah terbangun 288 huntara dari 298 unit rumah yang dibutuhkan. Huntara di Kabupaten Sigi terbangun 221 dari 607 yang dibutuhkan. Di Kabupaten Donggala sebanyak 190 huntara terbangun dari 375 unit rumah yang dibutuhkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

1 hari lalu

Ilustrasi Densus 88. ANTARA
Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah


Gempa Bermagnitudo 4,7 dari Laut Guncang Bayah di Banten

3 hari lalu

Pusat gempa di Bayah, Banten. Foto : BMKG
Gempa Bermagnitudo 4,7 dari Laut Guncang Bayah di Banten

Gempa tektonik bermagnitudo 4,7 mengguncang daerah Bayah Provinsi Banten, Selasa 16 April 2024 pada pukul 10.18 WIB. Getaran gempanya terasa hingga Kabupaten Sukabumi.


Gempa Tektonik M5,0 Guncang Laut Banda Pagi Tadi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

3 hari lalu

Peta pusat gempa tektonik M5,0 di Laut Banda, Alor, NTT, Selasa pagi 16 April 2024.  Istimewa
Gempa Tektonik M5,0 Guncang Laut Banda Pagi Tadi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tektonik berkekuatan M5,0 mengguncang dari wilayah Laut Banda pada Selasa pagi, 16 April 2024, sekitar pukul 10.07.15 WIB.


Aktivitas Gunung Awu di Atas Normal Saat Libur Lebaran, Bolak-balik Gempa Vulkanik juga Tektonik

6 hari lalu

Puncak Gunung Awu di Sangihe,  Sulawesi Utara, tertutup awan pada Sabtu 27 Agustus 2022 . Gunung api paling utara di Indonesia ini diturunkan status aktivitasnya ke level II atau Waspada. ANTARA/Jerusalem Mendalora.
Aktivitas Gunung Awu di Atas Normal Saat Libur Lebaran, Bolak-balik Gempa Vulkanik juga Tektonik

Status aktivitas Gunung Awu di Sangihe ditetapkan dalam status Level II atau Waspada sejak 25 Agustus 2022.


Gempa dari Sesar Sorong-Yapen Guncang Sebagian Papua Barat Pagi Ini

11 hari lalu

Ilustrasi gempa. geo.tv
Gempa dari Sesar Sorong-Yapen Guncang Sebagian Papua Barat Pagi Ini

BMKG menyebut kekuatan gempa bermagnitudo 6,0--diperbarui dari info awal M6,1--dengan dampak guncangan yang terukur hingga skala IV MMI.


Gempa Hari Ini Juga Goyang Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

11 hari lalu

Ilustrasi gempa. abcnews.com
Gempa Hari Ini Juga Goyang Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

Gempa tektonik kembali menggoyang wilayah Jawa Barat. Yang kedua yang bisa dirasakan sepanjang hari ini, Senin 8 April 2024.


Gempa Bermagnitudo 3,4 Guncang Sukabumi Senin Malam

11 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Bermagnitudo 3,4 Guncang Sukabumi Senin Malam

BMKG menyatakan gempa bermagnitudo 3,4 mengguncang wilayah Sukabumi, Senin malam, 8 April 2024 pada pukul 20.31 WIB.


Gempa M2,6 Dirasakan Sebagian Warga Garut dan Bandung Senin Siang

11 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa M2,6 Dirasakan Sebagian Warga Garut dan Bandung Senin Siang

Gempa tektonik menggoyang sebagian wilayah Kabupaten Garut dan Bandung, Senin 8 April 2024, pada pukul 14.07.


Setelah di Dompu, Gempa Terkini Menggoyang Sebagian Garut dan Bandung

11 hari lalu

Peta gempa Garut, 8 April 2024. BMKG
Setelah di Dompu, Gempa Terkini Menggoyang Sebagian Garut dan Bandung

Dua gempa terkini itu memberi guncangan yang setara, yakni skala II MMI, tapi berbeda magnitudo. Simak data BMKG.


Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

11 hari lalu

Foto yang dirilis The Central News Agency (CNA) menunjukkan bangunan runtuh pasca gempa berkekuatan magnitudo 7,4  di Hualien, Taiwan, 3 April 2024. Gempa berkekuatan magnitudo  7,4 melanda Taiwan pada pagi hari tanggal 03 April dengan pusat gempa 18 kilometer selatan Kota Hualien  pada kedalaman 34,8 km, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).  EPA-EFE/KANTOR BERITA PUSAT
Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

Taiwan baru saja dilanda bencana gempa yang memakan korban jiwa dan kerugian materiel. Bagaimana faktanya?