TEMPO.CO, Jakarta - Kubu calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi menuding survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga sebagai survei bodong dan tipu-tipu. Survei tersebut menunjukkan elektabilitas pasangan calon 02 itu sudah melampaui pasangan calon Jokowi - Ma'ruf Amin.
Baca: Survei Internal BPN: Prabowo 62 Persen, Jokowi 38 Persen
"Survei internal itu hanya aksi tipu-tipu. Selain mengangkat hasil survei abal-abal, kubu 02 justru menelanjangi dirinya sendiri dengan mengangkat klaim survei internal yang kemungkinan besar bodong," ujar Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily lewat keterangan tertulis pada Selasa, 9 April 2019.
Kemarin, Direktur Kampanye BPN Sugiono menyampaikan, berdasarkan survei internal timnya, elektabilitas Prabowo mencapai angka 62 persen, sementara Jokowi hanya 38 persen.
Angka tersebut diklaim merupakan hasil survei terbaru pada pekan lalu yang melibatkan 1.440 responden dari berbagai latar belakang di 34 provinsi. Adapun metode yang digunakan dalam survei, kata Sugiono, tak berbeda jauh dengan metode lembaga survei pada umumnya. Kendati begitu, Sugiono tak menjelaskan secara detil berapa besar margin of error. Bahkan, survei juga tidak menunjukkan adanya swing voters maupun undecided voters
Simak: Survei Panel Terbaru SMRC: Elektabilitas Jokowi - Ma'ruf 57,3 Persen
Di hari yang sama, cawapres Sandiaga Uno mengatakan bahwa elektabilitasnya berdasar survei internal masih sedikit tertinggal dalam kisaran margin of error. Sandiaga enggan menyebut angka. "Jadi kami harus dorong, mudah-mudahan ada sentimen yang positif dan momentum yang semakin kuat untuk perubahan," kata Sandiaga di Singaraja, Buleleng, Senin, 8 April 2019.
Menurut Ace, ketidakkompakan pernyataan di kubu 02 ini tentang hasil survei internal mereka, menjadi alasan kubunya menilai bahwa survei internal BPN Prabowo-Sandi itu hanya tipu-tipu.
Baca: BPN Prabowo Duga BUMN Kerahkan Massa ke Kampanye Jokowi di GBK
"Kubu 02 menunjukkan manuver yang memalukan, yakni merekayasa hasil survei. Di satu sisi mereka membantah semua hasil survei dengan menuduh lembaga survei tidak independen, "bayaran" sampai dengan sedang terapkan strategi efek bandwagon," ujar Ace.
Tonton: Aksi Prabowo Pukul Podium Saat Kampanye Ditenangkan Amien Rais