TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menegaskan rekapitulasi suara di hari pemilihan nanti akan dilakukan secara manual, bukan secara digital. Karena itu, ia meyakinkan kabar hoaks server KPU diretas dan akan mempengaruhi perhitungan suara, tidak akan terjadi.
Baca: KPU Anggap Hoaks Server Berbahaya dan Dapat Berdampak Masif
"Kami sudah berkali-kali menyampaikan kepada publik bahwa desain pemilu kita, sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang rekap, itu kan dilakukan secara manual. Yang formal itu, yang resmi, yang akan menjadi dokumen resmi penetapan hasil pemilu," kata Arief saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu, 6 April 2019.
Arief mengatakan sistem teknologi informasi yang dikembangkan KPU berguna untuk menyokong hal ini. Selain menjadi alat menyebarkan informasi kepada masyarakat, sistem IT juga menjadi ruang kontrol baik untuk penyelenggara pemilu maupun peserta pemilu.
Selain itu, sistem IT bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan, contohnya terkait keamanan. Ia mencontohkan ketika KPU menghadapi situasi selisih suara kecil di semua daerah.
"Bagaimana harus menyikapi kalau yang A menang, yang B kalah di sebuah daerah. Jadi strategi pengamanan itu bagaimana," kata Arief.
Penegasan ini merupakan respons KPU atas beredarnya video hoaks yang menyebut server KPU sudah diatur agar memenangkan pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin. KPU melaporkan kasus ini ke Bareskrim Mabes Polri kemarin. KPU melaporkan tiga akun yang menyebarkan video hoaks itu.
Baca: Ma'ruf Amin Anggap Hoaks Server KPU Hanya Cari Kambing Hitam
Ada beberapa versi video yang beredar. Salah satu video menayangkan seorang yang menyebut mendapat informasi mengenai server milik KPU yang sudah diatur untuk kemenangan paslon capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin. KPU membawa sejumlah versi video beredar itu sebagai barang bukti dalam pelaporannya itu.
EGI ADYATAMA | ANDITA RAHMA