TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Henri Subiakto, mengatakan sejak awal 2019 terjadi peningkatan hoaks di media sosial hingga lebih dari seratus isu per bulannya. Hoaks yang beredar, kata dia, berkaitan dengan politik.
Baca: Mafindo: Hoaks Server KPU Paling Cepat Penyebarannya
"Jadi signifikan sekali. Mendekati pemilihan presiden dia (hoaks) naik," katanya dalam diskusi Musim Retas Jelang Pemilu di restoran D'Consulate, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2019. Kominfo mencatat pada Januari ada 175 isu, Februari 353 isu, dan Maret 453 isu kabar bohong.
Henri menuturkan setiap mendekati pemilihan umum tren penyebaran kabar bohong pasti meningkat. Hal ini, kata dia, menandakan ada yang sengaja memanfaatkan. "Berarti hoaks sudah menjadi part of political game," kata dia.
Menurut Henri, ada yang percaya jika hoaks bisa mengubah opini dan sikap politik masyarakat. Ia berujar kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi juga di banyak negara lain. Ia mencontohkan pemilu di Slovakia, Amerika, dan Brazil yang diwarnai oleh maraknya kabar bohong. "Jadi hampir semua proses demokrasi era digital ini ada yang memanfaatkan hoaks," ucapnya.
Sebelumnya, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyebut sepanjang Januari 2019, kabar palsu alias hoaks seputar politik paling banyak merebak. Ketua Komite Penelitian dan Pengembangan Mafindo, Santi Indra Astuti, mengatakan mereka memetakan hoaks bulanan berdasarkan hasil klarifikasi oleh Komite Fact Checker Mafindo yang diunggah di www.turnbackhoax.id.
Merujuk dokumen hasil pemetaan yang diterima Tempo, sepanjang Januari 2019 terdapat 109 hoaks atau bertambah 21 buah (23,86 persen) dibandingkan Desember 2018. "Jumlah postingan hoaks politik tetap tercatat mendominasi keseluruhan hoaks," kata Santi lewat pesan singkat, Kamis, 14 Maret 2019.
Baca: Perludem Dukung KPU Laporkan Hoaks Server Menangkan Jokowi
Pada Januari 2019, Mafindo menemukan hoaks politik sebanyak 58 buah (53,21 persen) disusul hoaks bertopik lain sebanyak 19 buah (17,43 persen), dan hoaks kriminalitas sebanyak 7 buah (6,42 persen).