TEMPO.CO, Jakarta - Pekan depan, tepatnya 11 April nanti, genap dua tahun teror terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, tanpa kejelasan. Untuk mengingatkan kembali dengan teror air keras kepada Novel, Wadah Pegawai KPK akan menggelar panggung rakyat antikorupsi di gedung KPK, Kuningan, Jakarta pada 11 April 2019.
Baca: 700 Hari Penyerangan Novel Baswedan, Pegawai KPK Gelar Aksi Diam
"Pekan depan KPK akan memperingati teror penyiraman air keras terhadap penyidik Novel Baswedan yang menyebabkan matanya hampir buta, namun pelakunya belum tertangkap," kata Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo, Kamis, 4 April 2019.
Dua tahun lalu, Selasa subuh, 11 April 2017, dua orang tak dikenal menyiram wajah Novel dengan air keras. Saat itu, Novel tengah berjalan menuju rumahnya sesuai melaksanakan salat subuh di Masjid Al-Ihsan.
Akibat siraman air korosif itu, mata kiri penyidik senior KPK itu mengalami kerusakan hingga 95 persen. Mata kanannya juga mengalami kerusakan. Lebih dari 700 hari sejak peristiwa itu terjadi, polisi belum berhasil menangkap pelakunya. Presiden Joko Widodo juga urung membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang independen untuk mengungkap kasus ini.
Yudi mengatakan salah satu alasan digelarnya panggung rakyat antikorupsi adalah untuk mendesak presiden membentuk TGPF independen. Bukan cuma untuk pengungkapan teror ke Novel, TGPF harus dibentuk untuk mengungkap teror ke pimpinan KPK dan teror lainnya ke lembaga antirasuah itu.
Yudi menuturkan wadah pegawai sudah menyebar 1.000 undangan kepada tokoh nasional, organisasi-organisasi yang pro pemberantasan korupsi, dan mantan pimpinan KPK serta eks pegawai KPK. Dalam acara nantinya, rencananya para undangan akan mendeklarasikan stop teror kepada pegawai dan pimpinan KPK.
Baca: 700 Hari Penyerangan, Novel Baswedan: Pemerintah Tidak Peduli
Peringatan 2 tahun teror Novel Baswedan juga akan diisi dengan sarasehan budaya oleh Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun dan konser musik bertema pemberantasan korupsi. "Peringatan ini sekaligus menjadi simbol bahwa rakyat Indonesia bersatu melawan korupsi," ujar Yudi.