Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kepala Dusun Bantul Minta Maaf Soal Larangan Non-Muslim Tinggal

image-gnews
Pelukis beragama Katolik, Slamet Jumiarto di rumah kontrakan Dusun Karet, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Slamet ditolak masuk kampung Dusun Karet karena beragama Katolik. TEMPO/Shinta Maharani
Pelukis beragama Katolik, Slamet Jumiarto di rumah kontrakan Dusun Karet, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Slamet ditolak masuk kampung Dusun Karet karena beragama Katolik. TEMPO/Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Dusun Karet, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Bantul, Yogyakarta, Iswanto, meminta maaf karena telah menerbitkan aturan diskriminatif yang melarang pendatang non-Muslim tinggal di kampung tersebut.

Baca: Pelukis Ditolak Ngontrak di Yogyakarta, Tokoh: Kearifan Lokal

Kepala Dusun Karet, Iswanto menyatakan kekhilafannya karena membuat aturan tersebut. "Kami khilaf. Itu karena kemampuan sebagian sumber daya manusia di desa kami rendah," kata Iswanto ketika dihubungi, Kamis, 4 April 2019.

Iswanto mencabut aturan yang dia tandatangani bersama Ketua Kelompok Kegiatan Ahmad Sudarmi setelah ada mediasi bersama pelukis Katolik, Slamet Jumiarto. Mediasi itu melibatkan Kesatuan, Bangsa dan Politik Bantul, camat, lurah, kepala dusun, dan tokoh masyarakat.

Melalui Fatoni, Kepala Dusun Karet mendapat teguran dari Bupati Bantul, Suharsono. Bupati yang menjabat sejak 2016 itu menegaskan aturan Dusun Karet melanggar konstitusi.

Setelah mediasi, Iswanto menawarkan agar Slamet dan keluarga tetap tinggal di dusun tersebut. Alasan Iswanto menyampaikan tawaran itu karena aturan telah dicabut dan masyarakat desa setempat merangkul Slamet dan keluarga.

Aturan yang melarang pendatang dari kalangan non-Muslim dan aliran kepercayaan dikeluarkan Lembaga Pemasyarakatan Desa Kelompok Kegiatan Dusun Karet. Isinya tentang persyaratan pendatang baru harus Islam sesuai paham penduduk dusun setempat.

Selain itu, pendatang baru yang menetap juga dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 1 juta untuk kas kampung dan kelompok kegiatan. Bila pendatang baru tidak memenuhi ketentuan itu, maka ia mendapatkan sanksi berupa teguran lisan, tertulis, dan diusir dari Pedukuhan Karet. Aturan itu diterbitkan pada 19 Oktober 2015.

Menurut Iswanto, aturan itu dibuat dengan alasan mendapat masukan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat, terutama dari RT 07 dan RT 08. Masukan itu kemudian menjadi kesepakatan dusun dalam kegiatan kelompok masyarakat.

Warga Dusun Karet khawatir para pendatang akan membawa dampak seiring dengan pesatnya perkembangan zaman. Di dusun tersebut terdapat setidaknya 300 kepala keluarga yang tersebar di 8 RT. Mereka mayoritas beragama Islam. Hanya satu keluarga yang beragama Kristen. Tapi, keluarga tersebut tinggal di sana sebelum aturan diterbitkan.

Protes Slamet terhadap aturan diskriminatif mendapat perhatian publik. Dalam proses mediasi, Slamet menyebutkan ditawari jalan tengah untuk mengontrak selama 6 bulan. Padahal dia mengontrak selama satu tahun dan sudah membayar Rp 4 juta kepada pemilik rumah kontrakan, Suroyo. Slamet menolak tawaran jalan tengah untuk tinggal selama 6 bulan.

Belakangan muncul tawaran agar Slamet tetap tinggal di kontrakan itu sesuai dengan yang ia inginkan. Slamet belum menjawab ihwal tawaran itu ketika ditanya Tempo. Slamet sedang mengantarkan isterinya ke Puskesmas dusun terdekat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iswanto menyebutkan isteri Slamet keberatan dengan tawaran untuk tinggal di dusun tersebut karena keluarga tersebut telah mendapatkan tawaran untuk tinggal di Jalan Wonosari. "Persoalan ini jadi pelajaran buat kami semua," kata Iswanto.

Koordinator Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) Yogyakarta, Agnes Dwi Rusjiyati mengapresiasi langkah tegas Bupati Bantul, Suharsono. Bupati tersebut melakukan hal serupa ketika terjadi penolakan terhadap Camat Pajangan beragama Katolik, Yulius Suharta oleh sekelompok orang pada Januari 2017.

Organisasi non-pemerintah yang fokus pada isu keberagaman itu menyatakan penolakan pelukis beragama Katolik di Dusun Karet, Pleret, Bantul muncul karena maraknya pengelompokan masyarakat untuk tinggal secara eksklusif. Lembaga tersebut mengamati pengkotak-kotakan kelompok masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.

Dia mencontohkan perumahan berbasis agama, kontrakan berbasis agama hingga kampung yg hanya menerima satu agama. Situasi itu menggambarkan perubahan masyarakat dalam memandang keberagaman dan perbedaan.

Pemisahan aktivitas masyarakat yang homogen turut mempengaruhi perspektif masyarakat bahwa yang berbeda bisa membuat tidak nyaman dan tidak aman. Masyarakat kemudian membuat aturan yang tertulis dan tidak tertulis sesuai keinginan mereka atas dasar kesepakatan. "Mereka merasa yang berbeda sebagai ancaman," kata Agnes.

Agnes mengingatkan pemerintah agar punya perhatian yang lebih serius tentang keberagaman. Penolakan seniman Katolik di Dusun Karet, Pleret menandakan penerapan Pancasila masih bermasalah.

Menurut dia perlu upaya semua kalangan untuk terus mengingatkan pemerintah agar melakukan pendekatan akar rumput bagaimana memahami hidup bersama dengan yang berbeda. Dia mendukung Pemerintah Bantul untuk menyelesaikan kasus-kasus intoleransi yang terjadi secara tegas agar tidak terulang kembali.

Beragam kasus intoleransi sebelumnya terjadi di Yogyakarta. Sekelompok orang merusak sedekah laut pada 12 Oktober 2018 dengan alasan tradisi itu musyrik. Pada 17 Desember 2018, nisan berbentuk salib milik Albertus Slamet Sugiardi dipotong warga Kelurahan Purbayan, Kotagede dengan alasan pemakaman tersebut hanya untuk warga Muslim.

Bakti sosial Gereja Santo Paulus Pringgolayan, Bantul pada 28 Januari 2018 mendapat penolakan dari organisasi masyarakat Front Jihad Islam, Forum Umat Islam,dan Majelis Mujahidin Indonesia. Mereka menganggap baksos itu sebagai upaya kristenisasi.

Simak juga: Non-Muslim Ditolak di Bantul, Pemda: Siapapun Berhak Tinggal

Di Kecamatan Pajangan Bantul, puluhan warga menolak camat beragama Katolik Yulius Suharta pada Januari 2017. Forum Umat Islam (FUI) Yogyakarta memprotes baliho di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta yang menampilkan gambar model berjilbab pada Desember 2016.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

11 jam lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Jumlah Penumpang di Yogyakarta Melonjak 200 Persen saat Libur Lebaran, KAI Bandara Lakukan Antisipasi

15 jam lalu

Kereta Prambanan Ekspres melayani penumpang ke Bandara YIA, dari stasiun Wojo menuju Yogyakarta dan sebaliknya Foto: @ahmadhafit
Jumlah Penumpang di Yogyakarta Melonjak 200 Persen saat Libur Lebaran, KAI Bandara Lakukan Antisipasi

KAI Bandara melayani perjalanan dari Stasiun Yogyakarta menuju Stasiun Bandara YIA Kulon Progo dengan jumlah perjalanan yang terbagi dua jenis.


Kebut Perbaikan Jalan Rusak Jelang Lebaran, Akses Destinasi di Yogyakarta Jadi Prioritas

1 hari lalu

Banner yang menyindir rusaknya Jalan Godean Sleman Yogyakarta. Dok : Istimewa
Kebut Perbaikan Jalan Rusak Jelang Lebaran, Akses Destinasi di Yogyakarta Jadi Prioritas

Sejumlah akses infrastruktur jalan di wilayah Yogyakarta mulai gencar diperbaiki menjelang libur Lebaran ini.


Libur Lebaran, Yogyakarta Siagakan Petugas Monitor Ketat 33 Destinasi Wisata Populer

1 hari lalu

Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. (TEMPO/Pribadi Wicaksono)
Libur Lebaran, Yogyakarta Siagakan Petugas Monitor Ketat 33 Destinasi Wisata Populer

Ada 33 titik destinasi populer di Yogyakarta yang akan diawasi ketat, sebagian besar merupakan wilayah Pantai Selatan.


6 Wisata Religi Yogyakarta yang Bisa Dikunjungi saat Bulan Ramadan

2 hari lalu

Warga berjalan usai melaksanakan salat magrib di Masjid Gedhe Mataram, Kotagede, Yogyakarta, 13 Juni 2016. Masjid tertua di Yogyakarta ini yang dibangun sejak tahun 1587 dan menjadi pusat kegiatan beribadah saat Ramadan. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
6 Wisata Religi Yogyakarta yang Bisa Dikunjungi saat Bulan Ramadan

Yogyakarta memiliki berbagai destinasi wisata, termasuk wisata religi. Berikut rekomendasi wisata religi Yogyakarta yang wajib dikunjungi.


Khawatir Terimbas Cuaca Buruk, Yogya Gelar Sidak Serentak Pantau Stok Pangan Menjelang Lebaran

2 hari lalu

Wisatawan mancanegara menyambangi Pasar Beringharjo Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Khawatir Terimbas Cuaca Buruk, Yogya Gelar Sidak Serentak Pantau Stok Pangan Menjelang Lebaran

Kekhawatiran kurangnya stok pangan pada masa libur Lebaran 2024 sempat muncul akibat kondisi cuaca buruk.


Arus Mudik di Terminal Jatijajar Depok Diprediksi Mulai H-10

2 hari lalu

Petugas BPTJ mengecek fisik bus saat pemeriksaan kelaikan kendaraan (ramp check) di Terminal Jatijajar Tipe A, Depok, Jawa Barat, Jumat 31 Maret 2023. Pemeriksaan kelaikan kendaraan tahap pertama dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek  (BPTJ) untuk memastikan laik jalan guna memberi kenyamanan dan keselamatan penumpang saat mudik lebih awal Hari Raya Idul Fitri 1444H. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Arus Mudik di Terminal Jatijajar Depok Diprediksi Mulai H-10

Dinas Kesehatan Kota Depok memeriksa kesehatan sopir bus di Terminal Jatijajar secara periodik, dan saat arus mudik akan ada posko layanan.


Yogyakarta Waspadai Jalur Rawan Libur Lebaran, Akses Cinomati Terlarang Bagi Wisatawan

2 hari lalu

Sebuah mobil wisatawan tengah dievakuasi petugas pasca mengalami kecelakaan tunggal di jalur Cinomati Bantul Sabtu 9 Desember 2023. Dok.istimewa
Yogyakarta Waspadai Jalur Rawan Libur Lebaran, Akses Cinomati Terlarang Bagi Wisatawan

Jalur Cinomati Yogyakarta dikenal berbahaya karena kontur jalannya sangat curam sehingga banyak mobil tak kuat menanjak.


Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

2 hari lalu

Pantai Dewa Ruci Jatimalang Purworejo. Dok.  Pemkab Purworejo
Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

Libur lebaran di Yogyakarta, ada banyak destinasi wisata yang searah kota Pelajar itu


Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

3 hari lalu

Komunitas sepeda di Yogyakarta menggelar event saat masa ramadhan. (Dok.istimewa)
Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

Masa cuti bersama dan libur Lebaran berlangsung selama delapan hari, yaitu dari tanggal 8 hingga 15 April 2024 mendatang.