TEMPO.CO, Kediri - Puluhan pentakziah memadati rumah warga yang diduga mayat dalam koper yang ditemukan di Kecamatan Udanawu, Kabupaten Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Budi Hartanto (28).
Baca juga: Mayat Dalam Koper di Blitar Diduga Warga Kediri
Safira Safa, salah seorang pentakziah mengaku baru mendengar kabar yang mengatakan bahwa mayat yang ditemukan di Blitar adalah Budi yang merupakan gurunya. Ia tidak percaya jika guru menarinya itu menjadi korban pembunuhan.
"Hari Jumat pekan lalu saya masih komunikasi dengan beliau. Terakhir kemarin juga ada di grup, sebab ada guru menari yang juga memberi informasi lomba tari, lha beliau itu memberikan komentar, setelah itu sudah tidak ada lagi," katanya ditemui di rumah Budi, Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Rabu malam, 3 April 2019.
Ia mengatakan, guru menarinya itu adakah sosok yang sangat sabar dan terbuka. Bahkan, setiap kali ada anak didiknya yang mempunyai masalah, selalu didampingi serta ditanya masalahnya.
Baca Juga:
"Beliau mengajar di sanggar, orangnya baik, sabar, terbuka, tidak pernah marah. Terus, orangnya juga lucu, sepertinya tidak mungkin punya musuh," kata dia.
Ia mengungkapkan, gurunya itu mirip seperti manajer. Ketika ada pekerjaan menari, secara bergantian anak asuhnya sering diajak, termasuk dirinya pada pekan lalu yang juga diajak menari di sebuah hall di Kota Kediri.
Dalam mengajarkan menari juga luwes. Tarian yang diajarkan adalah tradisional dan modern. Semuanya bisa dilakoni Budi. Safira belum percaya jika orang sebaik gurunya menjadi korban pembunuhan.
Sementara itu, hingga Rabu malam ini, para pentakziah masih memadati rumah yang bersangkutan di Kota Kediri. Ibu Budi, Hamidah, masih terlihat sangat berduka. Bahkan, hingga kini ayah Budi, yakni Darmaji, masih di Blitar untuk keperluan menjalani tes medis, guna memastikan identitas dari mayat tersebut.
Hingga kini, polisi masih berupaya mengungkap kasus tersebut. Bahkan, hingga larut malam mereka masih melakukan penyelidikan termasuk di lokasi kejadian, yakni bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Saat ditemukan pada Rabu pagi, tubuh mayat itu ditaruh di dalam koper berwarna hitam. Kaki korban juga sempat keluar sedikit, sehingga warga yang mengetahui kejadian itu memastikan isi di dalam koper adalah mayat.
Informasinya, bagian tubuh korban tidak utuh. Diduga, korban dimutilasi. Saat ini, polisi juga masih mencari bagian tubuh korban yang dikabarkan tidak ada tersebut.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kota Blitar AKP Heri Sugiono masih enggan dikonfirmasi terkait dengan kabar mayat dalam koper dimutilasi. Ia hanya menegaskan akan menyampaikan hasil autopsi pada Kamis (4/4). "Besok kami akan sampaikan hasil autopsi," kata dia, Rabu.