Iklan
5. Respons BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Pada 1 April, Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade mendesak dilakukannya investigasi total di tubuh Kepolisian Republik Indonesia menyusul terungkapnya pengakuan Sulman Aziz. Andre beranggapan pernyataan mantan Kapolsek Pasirwangi Garut itu sebagai puncak gunung es dugaan ketidaknetralan polisi di pemilihan presiden 2019.
Baca juga:
6. Mabes Polri Enggan Menanggapi
Markas Besar Kepolisian RI enggan menanggapi kontroversi pernyataan Sulman Aziz yang. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan untuk langsung menanyakan ihwal kasus itu ke Polda Jawa Barat. Tempo juga mencoba menghubungi Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian, namun tak mendapat tanggapan.
7. Polda Jabar Membantah
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Barat Komisaris Besar Trunoyudho Wisnu Andiko mengatakan mutasi Sulman sesuai dengan aturan. Mutasi itu, kata dia, rutin dilakukan demi kepentingan organisasi kepolisian di wilayah Jawa Barat. Dia mengatakan mutasi sesuai dengan surat telegram rahasia 499 yang dikeluarkan Polda Jabar. Isinya rotasi mutasi rutin terhadap seluruh personel Polda Jabar jadi AKP Sulman tidak sendirian.
8. Sulman Aziz Cabut Pernyataan
Pada 1 April 2019, Sulman Aziz mencabut pernyataan sebelumnya yang menyatakan kalau dia dimutasi lantaran berfoto dengan tokoh pemenangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
"Kemarin saya melaksanakan preskon (konferensi pers) di Lokataru yang disiapkan oleh Haris Azhar. Dalam kegiatan tersebut saya sudah melakukan suatu kesalahan, saya menyatakan bahwa Polri itu tidak netral di dalam pilpres 2019 ini," kata Sulman di markas Kepolisian Daerah Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta, Bandung.
Iklan
Sulman Azis berujar pengakuannya di kantor Lokataru merupakan kekeliruan dan terbawa luapan amarah karena dia baru saja dipindahtugaskan dari jabatan Kapolsek Pasirwangi.