TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjelang musim kemarau April mendatang.
"Khususnya di Riau dan wilayah yang rawan karhutla," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 30 Maret 2019.
Hingga saat ini, meski masih di musim peralihan dari hujan ke kemarau, BNPB terus memantau Riau. Apalagi angka kejadian karhutla di Riau kian meningkat. Dari data yang berhasil dihimpun, perluasan karhutla mencapai 2.830 hektar per 1 Januari sampai 28 Maret 2019.
Adapun kasus terbesar dalam karhutla tersebut adalah meluasnya kebakaran lahan gambut yang berada di 12 kota atau kabupaten di Provinsi Riau, di mana wilayah terluasnya adalah Bengkalis. "Total area terbakar mencapai 1.277 hektar," ucap Sutopo.
Sebagai langkah antisipasi, BNPB bersama sejumlah lembaga dan beberapa pihak swasta sudah mengirim 12 helikopter, serta satu pesawat khusus hujan buatan dengan total 36,8 ton NaCI.
Kendati hujan buatan telah dibuat dan pemadaman telah dilakukan, namun titik panas terpantau masih ada. Hal ini dikarenakan ketebalan lahan gambut mencapai 36 meter, sehingga titik api masih terus bermunculan.
"Sulitnya sumber air, terik mathari, dan angin kencang menjadi masalah dalam memadamkan titik api yang terus bermunculan," kata Sutopo. Saat ini, tim pemadam masih terus melakukan pemantauan dan penanggulangan karhutla yang berada di Riau dan sekitarnya.